Hipotesis
satu gen satu enzim
Hubungan
antara gen dan enzim telah diketahui sejak adanya publikasi oleh Archibald E.
Garrod. Garrod melaporkan salah satu abnormalitas pada manusia yang menunjukkan
hubungan gen dan enzim. Abnormalitas itu dikenal dengan sebutan alkaptonuria.
Seseorang yang mengidap penyakit ini menderita artritis. Selain itu,
alkaptonurik akan memproduksi urin yang menjadi hitam jika terkena paparan
udara. Urin mereka mengandung asam homognetisik. Garrod berpendapat bahwa
alkaptonuria mengalami gangguan biokimia pada proses metabolisme. Seseorang
yang menderita alkaptonuria tidak bisa memecah asam homogentisik menjadi bentuk
lain.
Menurutnya,
penyakit alkaptonuria disebabkan oleh penurunan enzim yang digunakan untuk
metabolisme asam homogentisik. Selain alkaptonuria, terdapat tiga penyakit lain
yang dikemukakan Garrod antara lain phenylketonurea, Lesh-Nyhan Syndrome dan
Tay sachs Disease.
Pada
tahun 1941, Beadle dan Tatum menemukan formula yang menunjukkan hubungan antara
enzim dan gen. Formula itu dikenal sebagai hipotesis “one gene-one enzim”.
Formula ini menjelaskan bahwa sintesis enzim dikontrol oleh gen. Percobaan
Beadle dan Tatum menggunakan bakteri Neurospora
crasa. Bakteri tersebut dimutasikan dengan cara diberikan paparan sinar x
atau ultraviolet. Setiap mutan hanya tumbuh pada medium dengan nutrien
tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa setiap mutan tidak bisa mensintesis nutrien
yang ditambahkan karena telah mengalami pemblokiran reaksi biokimia. Pemblokiran
reaksi biokimia ini disebabkan karena ada gen pengkode enzim yang termutasi.
Sehingga terjadi penurunan kadar enzim.
Hipotesis satu gen satu polipeptida
Pada
tahun 1949, James V. Need dan E. A Beet mengemukakan pendapat tentang penyakit
sickle cell anemia. Mereka berpendapat bahwa kekacauan itu disebabkan oleh gen
mutan yang bersifat homozigot dengan sickle-cell anemia, tetapi heterozigot
dengan sickle-cell trait. Pada tahun yang sama Linus Pauling dan ketiga
rekannya mengamati bahwa hemoglobin individu normal dan individu sickle-cell
anemia dapat dibedakan dari kebiasaannya pada medan listrik.
Hemoglobin
A adalah bentuk paling umum yang ditemukan pada orang dewasa. Hemoglobin A ini
mengandung empat rantai polipeptida, 2 rantai alfa identik, dan 2 rantai beta
identik. Hemoglobin pada individu normal dan individu sickle-cell anemia
berbeda. Perbedaannya terletak pada rantai beta tepatnya pada asam amino keenam.
Pada hemoglobin normal, asam amino keenam adalah asam glutamik, sedangkan pada
sickle-cell anemia adalah valin.
Rantai
polipeptida alfa dan beta pada hemoglobin A dispesifikasi oleh gen pemisah.
Banyak protein lain dan enzim mengandung dua atau lebih rantai polipeptida yang
dikode oleh gen yang berbeda. Dari hal itu, kemudia timbullah hipotesis satu
gen satu polipeptida.
Penemuan Lain
Yang Terkait Dengan Hubungan Antara Gen Dan Sintesis Polipeptida
a. Penataan Ulang Gen
a. Penataan Ulang Gen
DNA beberapa organisme eukariotik saat
ini diketahui dapat menggunakan pengaturan gen untuk mengubah keadaan ekspresi
gen. Menurut Freifelder (1985), organisme eukariotik memiliki beberapa
mekanisme untuk menata ulang segmen tertentu dari DNA secara terkontrol, serta
memiliki mekanisme untuk menambahkan jumlah gen tertentu ketika diperlukan.
Contoh DNA yang antara lain ditemukan dalam Saccharomyces
cereviciae, Drosophila, Trypanosoma, serta limfosit B manusia. Hal itu
bahkan mengusulkan bahwa penataan kembali urutan molekul DNA juga mungkin
terlibat dalam proses peraturan selama pengembangan. Tetapi di sisi lain,
tampaknya DNA seperti ini jarang ditemukan.
Penyusunan ulang gen terkait dengan
ekspresi gen hingga tingkat fenotip . Di sisi lain, Menurut semua informasi
yang telah dilaporkan, mengasumsikan bahwa setiap perubahan fenotipik harus
diproses oleh perubahan terkait.
b. Transkrip
Splicing Gen mRNA
Gen pengkode mRNA organisme eukariotik memiliki
intron sedangkan gen prokariotik tidak. Intron sebagai rangkaian yang tidak
dikode, sedangkan exon sebagai rangkaian yang dikode. Gen eukariotik tersusun
atas exon-exon dan juga intron-intron. Transkrip intron tidak menyusun mRNA
eukariotik, hanya menyususn transkrip exon.
Transkip ekson yang melingkar dari mRNA
gen pengkode pada organisme eukariotik terjadi dengan beberapa cara. Tidak
semua dari transkripsi akan selalu menjadi bagian dari mRNA. Dua contoh
fenomena ini terdeteksi pada Drosophila
yang mengalami transkripsi melingkar dari gen ekson antennepedia yang sama
dengan gen ekson trypomyosin.
Contoh lain dari fenomena ini dalah
ekson splicing alternative transkripsi dari gen sapi pengkodean mRNA
preprotachykinin. Hal ini dapat terlihat ada lebih dari satu jenis polipeptida
yang dihasilkan dari satu molekul prekursor mRNA. Terkait dengan konteks ini,
mRNA prekursor awal akan diproses menjadi dua jenis yang terpisah dari mRNA
preprotachykinin. Dua jenis mRNA preprotachykinin kemudian akan diterjemahkan
lalu memproduksi dua jenis protein yang disebut neuropeptida P dan K. Dua jenis
neuropeptida ini adalah komponen pemancar sistem saraf sensorik disebut
tachykinin, dan setiap komponen memiliki peran yang berbeda dalam phusiologicalnya.
Neuropeptida P dominan terutama dalam jaringan saraf, tetapi neuropeptida K yang
lebih dominan dalam intestinum serta jaringan tiroid.
c. Gen yang
Overlapping (Tumpang Tindih)
Saat ini sudah diketahui ada gen
tertentu pada gen lain. Fenomena ini disebut gen overlapping. Fenomena pertama
gen yang overlapping terdeteksi pada fag Φx174. Fag ini memiliki DNA untai
tunggal kromosom 5386 nukleotida. DNA hanya mengkode 1795 asam amino yang cukup
untuk menyusun 5-6 protein. Tetapi fag ini
mampu sintesis protein lebih dari 11protein dari 2300 asam amino. Ada tujuh gen
yang saling tumpang tindih (A, A ', C, D, E, B, dan K) fag Φx174. Bahkan
sekuens K yang saling tumpang tindih juga menjadi bagian dari urutan pengkodean
yang menentukan C polipeptida. Sekuen A' adalah benar-benar dalam sekuen A
bahkan dua sekuen terakhir berada pada nukleotida yang sama, namun sekuen E
dimulai dalam menentukan urutan D polipeptida. Gen lain tang terdeteksi
mengalami overlapping adalah gen fag GH, SV40, X, E.coli dan tikus .
Terkait dengan gen yang overlapping, ada
dua cara membacanya. Gen yang tumpang tindih memungkinkan memiliki cara
pembacaan yang sama, serta pembacaan yang berbeda. Berdasarkan laporan overlapping
gen-gen, hal ini menunjukkan bahwa gen-gen tersebut terjadi secara khusus pada
virus,bakteri, dan yang mempunyai genom kecil lainnya. Jadi, gen overlapping
akan mengoptimiskan fage DNA yang berukuran kecil. Disisi lain, ini juga
menunjukkan bahwa peristiwa gen-gen overlapping mempunyai resiko bagi mereka
sendiri. Beberapa mutasi gen bisa mengubah lebih dari satu polipeptida.
d. Tidak Semua
Gen Mentranskrip mRNA
Pada saat ini diketahui bahwa tidak
semua gen mentranskrip mRNA yang akan ditranslasi untuk menghasilkan
polipeptida. Beberapa gen mentranskrib tRNA, rRNA sebagai snRNA. RNA tersebut
tidak ditranslasi untuk menghasilkan polipeptida, walaupun secara langsung
terlibat dalam sintesis polipeptida.
Ada banyak gen terdeteksi dalam berbagai
organisme berfungsi untuk mentranskrib sangat banyak tipe dari pasangan tRNA
dengan kode genetik yang berhubungan dengan proses translasi. Jumlah sekitar
60-63 tipe kode genetik. Ada juga beberapa gen yang terdeteksi pada berbagai
variasi organisme yang berfungsi mentranskrib rRNA, walaupun jumlahnya tak
sebanyak pada gen tRNA.
Tinjauan
Hipotesis One Gene One Polypeptide
Sehubungan dengan adanya interpretasi bahwa
sebuah gen merupakan sekuen DNA yang berkelanjutan, satu gen mungkin bisa
spesifik pada lebih dari satu polipeptida. Ada sebuah saran bahwa konsep klasik
dari hipotesis satu gen satu polipeptida tidak cukup, karena hanya digunakan
untuk mempermudah dalam menjelaskan hubungan gen-antibodi. Pada sisi yang lain,
ikatan pada interpretasi gen bukan sebagai sekuen DNA yang berkelanjutan,
mungkin lebih dari satu gen spesifik pada lebih dari satu tipe polipeptida,
sehingga paradigma satu gen satu polipeptida masih belum berubah.
Pada eukariotik, hipotesis satu gen satu
polipeptida tidak cukup/sesuai dikarenakan pada eukariotik tidak semua bagian
dari mRNA pengkode gen yang bertanggungjawab pada sintesis polipeptida. Adanya
lebih dari satu alternatif splicing pada transkripsi ekson pada mRNA pengkode
gen pada eukariotik merupakan bukti langsung dan eksplisit bahwa satu mRNA
pengkode gen mungkin spesifik lebih dari satu tipe polipeptida.
Karena hanya mRNA saja yang akan
ditranslasi untuk memproduksi polipeptida sedangkan tRNA, rRNA, sebagai snRNA
tidak akan ditranslasi, maka hipotesis one gene one polipeptide terlihat mengabaikan
gen tRNA, dan gen rRNA.
Berdasarkan fakta tersebut dapat
disimpulkan bahwa hipotesis one gene one polipeptide tida sesuai pada semua
organisme dari virus sampai organisme eukariotik tingkat tinggi. Keberlakuannya
hanya pada virus tertentu dan organisme prokariotik.
Pertanyaan
1. Apakah
penyakit alkaptonuria bisa disembuhkan?
Menurut
kami bisa. Alkaptonuria bisa disembuhkan dengan terapi gen. Sehingga gen-gen
yang mengalami kerusakan dalam mengkode enzim akan bisa diperbaiki.
2. Apa
hubungan hemoglobin A dengan sickle cell anemia?
Hemoglobin
A adalah hemglobin yang dimiliki orang dewasa. Pada penderita sickle cell
anemia, asam amino keenam pada hemoglobin A adalah valin.