Rabu, 17 September 2014

resume onkogen dan protoonkogen

KONTROL GENETIK PADA PEMBELAHAN SEL:
ONKOGEN DAN PROTOONKOGEN


Pada sel eukariot, kontrol saat pembelahan sel lebih kompleks dibanding pada sel prokariot. Hal ini karena pada eukariot tidak hanya duplikasi kromosom dan sitokinesis yang diatur, tetapi ada komponen dari aparatus mitosis yang harus dibentuk dan harus berfungsi pada saat yang tepat.
Regulasi Siklus Sel Mitosis Pada Eukariot
Saat sel tumbuh, sitoplasma dan komponen sel lain juga ikut tumbuh. Ketika pertumbuhan itu sudah mencapai maksimal, maka sel akan membelah. Pembelahan tersebut menghasilkan dua sel yang lebih kecil yang disebut progeny. Pada kondisi yang cocok, progeni itu akan tumbuh dan membelah. Siklus sel memiliki dua kunci utama yang harus ada yaitu, (1) materi genetik harus di duplikasi dan (2) dua salinan dari materi genetik harus didistribusikan ke dua sel progeni.
Bagaimana sel tahu kapan harus memulai replikasi DNA dan bagaimana sel tahu kapan harus melakukan kondensasi kromosom masih belum jelas. Namun, beberapa penelitian telah dilakukan. Seperti penelitian siklus pembelahan sel pada mutan Schizosaccharomuces pombe dan Saccaromyces cerevisiae.  Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa ada dua titik yang menjelaskan tentang siklus sel. Titik pertama, disebut start. Terjadi pada bagian akhir dari fase G1. Pada poin start ini sel menyiapkan diri untuk melakukan sintesis DNA pada fase S. Titik kedua yaitu pada fase M. Pada fase ini sel menyiapkan diri untuk melakukan kondensasi kromosom pemisahan kromatid. Pada siklus sel ini juga terdapat MPF (mitosis promoting factor) yang menstimulasi oost untuk masuk fase M.
Pada siklus sel, terdapat protein siklin. protein ini berikatan dengan protein regulator yang disebut pp 34. Protein siklin dapat mengaktifkan dan menonaktifkan protein pp 34. Jika protein siklin bergabung dengan protein pp 34, maka protein pp 34 yang sebelumnya inaktif akan menjadi aktif. Namun jika protein siklin tadi melepaskan diri dari protein pp 34, maka protein pp 34 yang sebelumnya aktif akan menjadi inaktif.

Komunikasi interseluler pada eukariot
Pada eukariot, pertumbuhan dan pembelahan sel di kontrol oleh mekanisme yang disebut komunikasi interseluler. Pembelahan harus terjadi dalam kontrol yang sangat tepat pada setiap jaringan. Jaringan tersebut nantinya akan merespon sinyal yang berbeda-beda. Untuk melakukan proses itu, dibutuhkanlah komunikasi interseluler. Saat ini diketahui bahwa ada “faktor” yang menstimulasi atau bahkan mengahambat pembelahan sel. Tetapi kita belum tahu seberapa besar “faktor” itu mempengaruhi proses pembelahan sel.
Pada multiseluler terdapat gen viral yang disebut oncogens. Gen tersebut dapat menyebabkan sel kehilangan kontrol dalam pembelahan. Kemudian ada gen yang disebut protooncogen yang bersifat normal. Protooncogen ini dapat menjadi abnormal karena mutasi atau berasosiasi dengan sekuen regulasi baru melalui proses rekombinasi.

Sel Kanker: Hilangnya Kontrol Pembelahan Sel
Kanker merupakan penyakit umum yang telah banyak menyerang manusia. Penyakit ini umumnya ganas, dan mematikan. Kanker terjadi karena pertumbuhan dan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Pada jaringan nonsirkulatori, biasanya tumbuh sel yang tidak terkontrol yang disebut tumor. Kanker adalah tumor ganas yang berasal dari sel kemudian bermigrasi ke bagian tubuh lainnya. Kemudian setelah bermigrasi akan membentuk sel tumor kedua yang disebut proses metastasis.

Virus Penginduksi Tumor: Oncogen Viral
Informasi mengenai onkogen di dapat dari retrovirus. Disebut retrovirus karena virus ini menyimpan materi genetiknya dalam bentuk RNA rantai tunggal dan kemudian mengubahnya ke bentuk yang homolog dengan DNA untai ganda setelah menginfeksi sel inang. Virus ini melakuakn proses yang berkebalikan dengan aliran informasi genetik. Yang biasanya dari DNA menuju RNA, menjadi RNA ke DNA. Hal itu dapat dilakukan karena virus tersebut memiliki enzim transkriptase balik.
Genom dari DNA virus tumor seperti polyoma virus, SV40 dan adenovirus mengandung onkogen yang dapat menginduksi pertumbuhan sel yang tidak terkontrol.

Daur Hidup Virus Rous Sarcoma
Nama virus ini diambil dari nama penemunya yaitu Rous, dan Sarcoma yang menunjukkan sel kanker yang terinduksi. Virus ini ditemukan menginduksi kanker pada sel ayam. Setelah Rous sarcoma menginfeksi sel, virus ini mereplikasi RNA menjadi DNA menggunakan enzim transkriptase balik. Kemudian DNAnya bersatu dengan DNA sel inang. Dalam bentuk penggabungan tersebut, DNA tadi direplikasi dan ditranskripsi oleh mesin metabolik sel inang.
Genom virus ini hanya mengandung empat gen yaitu, gag yang mengkode protein kapsid pada virion; pol, digunakan untuk mengkode transkriptase balik; env, mengkode protein pada selubung viral; dan onkogen src, mengkode membran untuk mengikat protein kinase. Gen src paling bertanggungjawab terhadap kemampuan Rous Sarcoma untuk menyebabkan kanker.

Keragaman Onkogen Retroviral
Penelitian saat ini telah menemukan bayak keragaman pada onkogen retroviral. Penelitian terkini juga menunjukkan bahwa retrovirus yang berbeda yang menginduksi tipe sel kanker yang serupa seringkali membawa onkogen yang sama atau hampir sama.

Produk Onkogen Sebagai Regulator Pembelahan Sel
Onkogen mungkin dianggap hanya sebagai penginduksi tumor. Tetapi penelitian yang ada saat ini menunjukkan bahwa onkogen memiliki peran yang bervariasi. Seperti produk dari onkogen v-sis pada virus simian sarcoma berhubungan erat dengan hormon perumbuhan yang disebut platelet-derived growth factor (PDGF). Dan masih banyak produk onkogen yang berfungsi bagi sel. Intinya, produk onkogen bisa berfungsi sebagai protein sederhana yang memainkan peran sentral dalam menstimulasi pembelahan sel. Tetapi dapat juga berubah atau termutasi sehingga memicu pembelahan sel yang seharusnya tidak membelah pada suatu kondisi tertentu. Atau bahkan dapat menstimulasi pembelahan sel yang abnormal sehingga hasilnya berlebihan.

Protoonkogen Dan Onkogen Seluler
Gen dengan sekuen DNA yang sangat mirip dengan retroviral onkogen dan yang mengkode protein dengan sifat yang sama telah diidentifikasi. Pengidentifikasian ini dilakukan dengan dua cara berbeda yaitu (1) mencari sekuen DNA seluler yang akan hibridisasi silang dengan onkogen pada virus binatang dan (2) melihat secara langsung gen penyebab kanker pada genom sel kanker melalui eperimen transfeksi. Pada eksperimen ini, DNA sel tumor diisolasi dan ditambahkan pada jaringan normal.

Kemiripan Dengan Viral Onkogen
Pada beberapa kasus, sekuen homolog dengan onkogen retroviral ditemukan pada eukariot tingkat rendah seperti Saccaromyces cerevisiae. Satu perkiraan bahwa sekuen DNA tersebut yang dihibridisasi dengan onkogen ada pada retrovirus. Meskipun demikian, setelah sekuen tersebut diisolasi dan diteliti sifatnya, sekuen itu memiliki gen seluler normal dengan struktur yang berbeda dari onkogen viral. Sel normal yang homolog dengan onkogen disebut protoonkogen. Pada beberapa kasus, protoonkogen dapat bermutasi ke bentuk yang mampu menginduksi onkogenesis.


Ekperimen Transfeksi
Pendeteksian onkogen seluler melalui eksperimen transfeksi berdasarkan pada kemampuan onkogen untuk mengubah sel nonkanker menjadi sel kanker. Fenomena ini disebut transformasi sel atau transformasi sederhana. Sel normal pada biakan akan berhenti membelah saat terjadi kontak dengan sel tetangga (penghambatan kontak). Kemudian akan membentuk monolayer pada permukaan cawan petri. Sedangkan sel yang mengalami transformasi tidak akan menghiraukan kontak tersebut dan akan terus membelah membentuk sel tumor.
Oncogen Seluler Mengandung Introns, Viral Homolog Mengandung Satu Exons
Sequens homolog onkogen viral terdapat pada kromosom sel normal pada hewan normal yang tidak bergabung dengan onkogen viral, karena onkogen berbeda dari onkogen viral yang mengganggu sequens coding seperti pada kebanyakan gen eukariotik lainnya. Itulah onkogen selular dan protoonkogen yang mempunyai banyak ekson yang dipisah oleh intron, sehingga onkogen viral adalah ekson tunggal. Contohnya pada sel src protooncogen ayam mengandung 11 intron yang terbagi dalam 12 sequens coding, sehingga gen RSV v-src merupakan gen tunggal yang tidak diganggu soleh equens coding.
Konservasi Protooncogen Selama Evolusi
Satu argumen protoonkogen yang penting dan produk yang mereka kode dalam pertumbuhan sel normal atau pembelahan sel itu adalah protoonkogen yang bertahan selama evolusi. Gen c-src ditemukan pada ayam, burung, mamalia (termasuk manusia), ikan, dan insekta seperti Drossophila melanogaster. Semua hewan vertebrata mempunyai protoonkogen yang homolog sebagai dasar seluruh daftar onkogen. Drossophila melanogaster mempunyai gen sel normal yang menunjukkan homolog kuat dalam oncogen c-abl, c-erbB, c-fps, c-raf, c-ras, dan c-myb sel vertebrata, dan juga homolog c-src. Tetapi kenyataanya, genom Drossophila melanogaster mempunyai dua gen yang homolog dengan src dan tiga gen yang homolog dengan ras, seperti pada genom vertebrata.Dalam kasus protoonkogen ras genom dari Saccharomyces cerevisiae ditemukan mempunyai dua sequens homolog sehingga jelas variasi protoonkogen dilestarikan selama evolusi berlangsung. Saat sequens protooncogen homolog dari spesies yang berbeda digabung, sequens ini hampir selalu bisa beradaptasi, hanya kurang dari 15 % perbedaan pada sequens pasangan nukleotida.
Protooncogene Products : Key Regulators Of Cell Division
Berdasarkan fungsi, protoonkogen dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:
1)      Mengkode faktor pertumbuhan (c-sis) atau reseptor dari faktor pertumbuhan (c-fms dan c-erbB)
2)      Mengkode protein pengikatan GTP dengan aktivitas GTPase (c-H-ras, c-K-ras, dan N-ras)
3)      Mengkode protein kinase, misalnya protein kinase khusus tirosin (c-sbl, c-fes, c-jps, c-ros,c-src, dan c-yes) atau protein kinase khusus serin/threonin (c-mil, c-mos, dan c-ref)
4)      Mengkode regulator transkripisional (c-fos, c-fun, c-erbA, c-myc, dan mungkin c-myb dan c-ets).
Pada umumnya fungsi dari produk protoonkogen adalah untuk faktor pertumbuhan atau reseptor faktor. Contohnya reseptor faktor pertumbuhan dikode oleh c-erbB dan c-fms. Sruktur asli dari beberapa reseptor faktor pertumbuhan, mempunyai kegiatan intraseluler protein kinase khusus tirosin. Tetapi belum diketahui dengan jelas bagaimana fungsi protein tersebut. Fungsi protein ini menunjukkan keterlibatannya pada transfer sinyal dari permukaan sel ke sel inti.
pjun dan pfos Sebagai Aktivator Transkripsi Gen
Produk dari dua protooncogenes, yaitu c-jun dan c-fos ditunjukkan identik dengan protein yang sebelumnya telah dibuktikan komposisi kompleks nuklir yang mengaktifkan transkripsi gen spesifik. Produk c-jun sekarang dikenal sebagai faktor transkripsi AP-1, dan diidentifikasi sebagai faktor nuklir yang diperlukan untuk transkripsi yang diinduksi oleh senyawa tumor tertentu. Hal itu telah ditunjukkan untuk mengikat secara khusus elemen enhancer dalam genom virus simian 40 dan pada gen IIA manusia.

Mutasi Asal ras Onkogen Selular
Onkogen pada sel kanker yang dapat diidentifikasi berdasarkan kemampuannya untuk mengubah sel tumbuh menjadi neoplastik dengan cara eksperimen transfeksi. Genom dari semua vertebrata mengandung tiga bagian yang berbeda, tetapi terkait erat dengan protooncegenes ras. Dua diantaranya yaitu, c-H-Ras dan c-K-ras, yang erat terkait dengan v-ras onkogen dari harvey dan strain Kirsten. Sedangkan yang ketiga, ditunjukkan oleh N-ras, yang belum memiliki gen homolog dalam setiap genom retroviralnya. Ketiga ras protooncegenes selular dikenal untuk mengkodekan GTP-binding protein dengan aktivitas GTPase.
Translokasi Breakpoints pada Lokus Protoonkogen
Ahli sitogenetik telah mendokumentasikan adanya korelasi antara beberapa jenis kanker dan perubahan tertentu dalam struktur kromosom, translokasi dan penghapusan atau defisiensi (yang kerusakan atau hilangnya bagian kromosom, melibatkan kromosom spesifik, dan sering terjadi breakpoints di posisi yang sama pada kromosom ini. Contohnya adalah "Philadelphia", pada penderita ini kromosom altred 22 yang telah kehilangan segmen besar dari lengan panjang. Kromosom abnormal ini telah ditemukan dalam studi varios hingga 90% dari pasien yang menderita jenis kanker tertentu yang disebut leukimia myelogenous yang kronis.
Insersional Aktivasi Protooncogenes
Virus tumor RNA terdiri dari dua jenis yaitu: (1) The acute transforming viruses seperti virus sarkoma Rous yang membawa onkogen seperti v-src, (2) virus transformasi lambat yang tidak membawa onkogen dan menginduksi transformasi. Bukti ekstensif sekarang menunjukkan bahwa virus mengubah lambat paling sering menginduksi kanker dengan mengintegrasikan sebagai provirus berdekatan dengan protooncogenes ke daerah "diekspresikan". Bentuk DNA provirus dari virus tumor RNA mengandung promoter elemen enhancer sangat kuat, dan integrasi provirus ini dapat meningkatkan transkripsi gen yang berdekatan.
Tampak jelas bahwa onkogen retrovirus telah berevolusi dari protooncogenes seluler normal. Perbandingan urutan nukleotida dari onkogen virus yang homolog dengan protooncogenes selular telah menunjukkan bahwa gen ini berbagi wilayah utama dari identitas urutan. Perbedaan utama adalah bahwa protooncogenes selular mengandung intron, sedangkan onkogen virus ekson tunggal.
Amplifikasi Protoonkogen di dalam Sel Kanker
Sebuah mekanisme yang dapat berperan penting untuk meningkatkan level dari produksi gen khusus di dalam sel adalah untuk menambahkan jumlah salinan dari gen yang mengkode produk itu. Terkadang, seperti sebuah peristiwa penambahan yang terjadi sebagai komponen normal dari proses perkembangan seperti pada peristiwa penambahan gen-gen rRNA selama oogenesis pada hewan. Pada peristiwa yang lain, penambahan dapat diinduksi untuk terjadi melalui pemilihan untuk meningkatkan toleransi pada inhibitor dari sebuah enzim yang esensial. Oleh karena itu, fakta-fakta ynag begitu luas saat ini mengindikasikan bahwa protoonkogen yang spesifik sering ditambahkan pada tipe-tipe khusus dari kanker.
Origin of Viral Oncogenes
Onkogen retroviral telah berevolusi dari protoonkogen seluler normal. Homolog seluler onkogen virus mungkin peninggalan provirus retroviral terintegrasi. Perbandingan urutan nukleotida dari onkogen virus dan protoonkogen homolog selular telah menunjukkan bahwa gen ini berbagi wilayah utama dari identitas urutan. Perbedaan utama adalah bahwa protoonkogen selular mengandung intron, sedangkan onkogen virus ekson tunggal. Hal ini berbeda jika protoonkogen seluler telah berevolusi dari v-onkogen pada provirus terintegrasi. Sebaliknya, v-onkogen berasal dari protoonkogen selular sebelumnya.Retroviral genom RNA, dan urutan intron dari transkrip RNA protoonkogen harus keluar disambung selama pemrosesan RNA. Salinan mRNA dari protoonkogen akan diligasi ke genom RNA retrovirus oleh mekanisme rekombinasi yang melindungi daerah LTR dari genom virus. Transkripsi balik virus akan mengkonversi mRNA-virus hibrida RNA menjadi DNA homolog untuk integrasi ke dalam genom inang. 
Dengan membandingkan urutan nukleotida dari v-onkogen dan homolog c-protoonkogen, sisi kerusakan akan bergabung melalui rekombinasi yang memunculkan v-onkogen dan kadang bisa diidentifikasi. Pada umumnya retroviral dari onkogen telah disertai oleh hilangnya materi genetik virus yang diperlukan untuk replikasi.

Cancer As The End Product Of Multistep Process
Kanker adalah produk akhir dari proses multistep. Onkogen menginduksi tranformasi pada sel kultur adalah hanya satu bagian yang lebih kompleks. onkogen tertentu mungkin memiliki kerja sama dalam mendorong transformasi neoplastik. Onkogen yang berbeda nampaknya memainkan peran yang berbeda dalam jalur onkogen pada tipe sel yang berbeda. Kemampuan tumor untuk menyerang jaringan yang berdekatan, dan dalam kapasitas untuk metastasis. Onkogen juga berperan untuk menghasilkan informasi penting tentang lingkaran molekuler yang mengontrol proliferasi sel di eukariotik lebih tinggi seperti manusia.

PERTANYAAN:
1.      Apakah perbedaan antara protoonkogen dan onkogen?
Jawab:
Protoonkogen adalah gen normal yang dapat menjadi onkogen bila mengalami mutasi, atau bila ekspresinya meningkat. Protoonkogen berperan pada transduksi sinyal dan eksekusi sinyal mitogen, yang umumnya dilakukan oleh produk protein yang dihasilkannya.Setelah diaktifkan, proto-onkogen atau produk yang dihasilkan menjadi penginduksi tumor yang disebut onkogen.
Sedangkan Onkogen adalah gen yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor. Onkogen berasal dari protoonkogen yang mengalami kerusakan.Onkogen berperan pada tahap awal pembentukan tumor.Onkogen meningkatkan kemungkinan sel normal menjadi sel tumor, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker.
2.      Apakah perbedaan dari tumor dan kanker?
Jawab:
Tumor adalah sel-sel yang pembelahannya tiak terkendali yang wilayhnya cenderung sempit. Sedangkan kanker atau biasa disebut tumor ganas adalah sel-sel tumor yang mengalami peningkatan pembelahan sehingga menjadi lebih cepat dan wilayahnya lebih luas pula



Tidak ada komentar:

Posting Komentar