Minggu, 14 September 2014

laporan pigmen dalam kloroplas

PIGMEN-PIGMEN DALAM KLOROPLAS




A.    Topik
Pigmen-Pigmen Dalam Kloroplas
B.     Tujuan
Diharapkan terampil dalam:
1.      Mengekstraksi pigmen-pigmen yang terdapat dalain kloroplas,
2.      Mengidentifikasi pigmien-pigmen yang terdapat dalam kloroplas.
C.    Data
Daun
de
ds
Rf ()
Warna
Jambu (Psidium guajava)
13
10.5
0.81
Hijau
13
12
0.92
Kuning

D.    Analisis

Rf =

 
Pada percobaan pigmen-pigmen dalam kloroplas, kelompok 4 menggunakan daun jambu jambu biji (Psidium guajava). Selama pergerakan bersama fase gerak, solut (pigmen) akan dihambat oleh fase diam. Sebab, selain berada dalam fase gerak tetapi juga sering berada dalam fase diam. Besarnya hambatan tersebut dinyatakan dengan nilai Rf (Retardation factor), dengan rumus:


ds = jarak yang ditempuh senyawa (solute)
de = jarak yang ditempuh eluat
Rf1 =
Rf =  = 0.92
Membandingkan dengan harga tabel (Horborne, 1987)
Pigmen
Rf
Warna Di bawah Cahaya Biasa
Foefitin a
Foefitin b
Klorofil a
Klorofil b
Foeforbida a
Foeforbida b
Klorofilida a
Klorofilida b

0,93
0,80
0,60
0,35
0,18
0,07
0,03
0,02
Kelabu
Coklat Kekuningan
Hijau Biru
Hijau Kuning
Kelabu
Coklat Kuning
Hijau Biru
Hijau Kuning

Rf 1  (0,81) = pada tabel lebih  mendekati 0,80
Rf 2 (0,92) = pada tabel lebih mendekati 0,93
·         Rf 1 berdasarkan tabel merupakan Foefitin b yang berwarna coklat kekuningan pada pengamatan berwarna hijau
·          Rf 2 berdasarkan tabel merupakan Foefitin a yang berwarna kelabu pada pengamatan berwarna kuning

E.     Pembahasan
Tumbuhan memiliki zat hijau daun yang disebut klorofil. Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman. Fungsi krolofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintetis yaitu suatu proses biokimia di mana tanaman mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati), dari gas karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari.
Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, di mana pada klorofil a selain bisa meyerap energi cahaya, klorofil ini juga bisa merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol, tapi larut dalam ester, dan kedua klorofil ini (klorofil a dan b) larut dalam senyawa aseton (Pratama 2009).
 Jarak yang ditempuh oleh pigmen klorofil tergantung pada berat molekul klorofil tersebut. Jika berat molekulnya rendah atau ringan, maka pigmen fotosintesis akan terbawa larutan kromatografi semakin jauh. Sebaliknya, jika berat molekul pigmen besar, maka pigmennya pun akan terbawa lebih dekat dari permukaan larutan eluat (Pratama, 2009).
Pigmen – pigmen yang terdapat dalam kloroplas dapat dilakukan dengan teknik kromatografi kertas. Pemisahan secara kromatografi didasarkan sifat fisika dari molekul. Sifat utama yang terlibat adalah (1) kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan atau kelarutan, (2)kecenderungan molekul untuk melekat pada bidang absorpsi, penyerapan, (3) kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap.
Kromatografi yang digunakan pada pengamatan ini adalah kromatografi kertas. Kromatografi kertas ini cenderung mudah dilakukan. Zat terlarut akan bergerak sepanjang kertas dengan kecepatan yang bebeda dan membentuk sederetan warna yang berbeda – beda. (Underwood, 2002). Pigmen – pigmen klorofil memiliki sifat dapat larut dalam pelarutnya. Pelarut yang digunakan dalam praktikum ini adalah eter dan petrolium eter.  Ketika dilakukan kromatografi, maka klorofil yang berbeda akan menunjukkan kelarutan yang berbeda dengan membentuk sederetan warna yang bebeda pada fase diamnya (kertas Whatman).
Daun yang berbeda kemungkinan juga menunjukkan perbedaan kandungan pigmennya. Adanya perbedaan tingkat kelarutan pigmen dalam eluat pada saat elusi dapat menyebabkan terjadinya pemisahan komponen-komponennya. Pigmen yang mempunyai kelarutan yang tinggi akan mengikuti eluat sampai jarak yang paling jauh. Selama pergerakannya bersama fase gerak, solute akan dihambat oleh fase diam sebab solute berada dalam fase gerak tetapi juga bias berada dalam fase diam. Besarnya nilai hambatan tersebut dinyatakan dengan nilai Rf (Dahlia, 2001).
Pada setiap Rf yang dihasilkan maka akan mempengaruhi jenis pigmen dan warna klorofilnya. Pada table di bawah ini terlihat warna klorofil dari hasil Rf serta untuk menentukan jenis pigmen yang dihasilkan dari data pengamatan. Tabel jenis pigmen, Rf, dan warna klorofil (Harbone, 1984:262).

No.
Pigmen
Rf
Warna dibawah cahaya bias
1.
Feotitin a
0,93
Kelabu
2.
Feotitin b
0,80
Coklat Kekuningan
3.
Klorofil a
0,60
Hijau Biru
4.
Klorofil b
0,35
Hijau Kuning
5.
Feoforbida a
0,18
Kelabu
6.
Feoforbida b
0,07
Coklat Kuning
7.
Klorofilida a
0,03
Hijau Biru
8.
Klorofilida b
0,02
Hijau Kuning

Dari harga Rf tersebut warna kuning muda pada daun jambu yang memiliki Rf sebesar 0,92 adalah paling tinggi dan merupakan pigmen yang mempunyai nilai kelarutan paling tinggi juga. Hal ini disebabkan karena larutan pigmen dapat mengikuti jalannya larutan eluat hingga jarak terjauh. Dapat dilihat bahwa kelarutan tertinggi akan mengakibatkan kelajuan yang tinggi pula. Harga Rf sebesar 0,92 tersebut menandakan adanya feotitin a, namun bila dibandingkan dengan literatur seharusnya memiliki warna kelabu. Hal ini mungkin bisa terjadi karena kurang telitinya saat mengamati dan menentukan warna sehingga didapat data yang berbeda dengan literatur. Faktor lain yang berpengaruh adalah mungkin saat mengekstraksi larutan bau pada larutan belum dihilangkan secara maksimal, sehingga penyerapan eluat tidak maksimal.
Hal ini juga terjadi pada spot yang harga Rf nya 0,081 yang seharusnya memiliki warna coklat kuning namun pada hasil pengamatan warnanya hijau muda. Ini disebabkan oleh beberapa faktor kemungkinan antara lain pada saat larutan diekstraksi bau pada larutan belum benar-benar hilang yang nantinya akan mengakibatkan penyerapan eluat tidak maksimal. Faktor lain juga bisa terjadi akibat saat menguapkan eluat belum terlalu kering sudah ditotolkan pada kertas kromatografi. Kurangnya ketelitian saat menentukan warna juga mempengaruhi ketidak cocokkan antara teori dengan hasil pengamatan.





F.     Kesimpulan
Penentuan pigmen dalam praktikum ini ditentukan dengan membandingkan nilai perhitungn Rf dari hasil percobaan dengan yang mendekati nilai Rf pada literatur.

G.    Daftar Pustaka
Dahlia, dkk.2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang
Harborne, dkk. 1984. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB..
Pratama, Tomi Anugrah. 2009. Pigmen Fotosintetik. Padang: Universitas Andalas
Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

H.    Diskusi
  1. Mengapa ruang elusi harus dijenuhkan dulu dengan eluat?
Jawab: Ruang elusi harus dijenuhkan dulu dengan eluat. Ketika ruang elusi dijenuhkan, uap dari eluat akan memenuhi tabung sehingga ketika kertas whatman dimasukkan, maka proses elusi bisa dilakukan dengan maksimal. Penjenuhan ruang elusi bertujuan untuk memperkecil penguapan pelarut dan akan menghasilkan bercak lebih bundar dan lebih baik.
  1. Mengapa eluat tidak boleh menyentuh spot pada saat awal elusi?
Jawab: Eluat tidak boleh menyentuh spot pada saat elusi. Hal ini berkaitan dengan sifat kapilaritas yang dimiliki oleh kertas kromatografi terhadap larutan. Apabila spot mengenai larutan, kemungkinan pigmen-pigmen justru bergerak ke arah eluat di bawah tabung sehingga tidak bisa diamati komponen-komponennya.
  1. Uraikan secara rinci jika saudara memperoleh harga Rf yang tidak dapat dibandingkan dengan literatur.
Jawab: Harga Rf dan warna yang kami peroleh tidak sesuai literatur, Hal ini mungkin bisa terjadi karena kurang telitinya saat mengamati dan menentukan warna sehingga didapat data yang berbeda dengan literatur. Faktor lain yang berpengaruh adalah mungkin saat mengekstraksi larutan bau pada larutan belum dihilangkan secara maksimal, sehingga penyerapan eluat tidak maksimal.
  1. Bandingkan dengan hasil pengukuran teman saudara yang lain. Bandingkan hasilnya .
Jawab:
Daun
No
Rf ()
Warna
Jambu (Psidium guajava)
1.
0.81
Hijau
2.
0.92
Kuning
Puring (Codiaeum variegatum)
1.
0.52
Kuning
2.
0.45
Hijau
3.
0.26
Hijau transparan
4.
0.36
Hijau kekuningan
5.
0.92
Kuning transparan

Bila dibandingkan dengan kelompok lain misalnya saja daun puring tersebut, tentu saja hasilnya berbeda karena jenis daun yang digunakan juga berbeda. Nilai Rf nya juga berbeda karena berat molekul klorofil yang dimiliki pada tiap-tiap daun pun juga berbeda.
5.      Masalah-masalah apa yang saudara jumpai dalam kegiatan pengamatan ini?
Jawab: Masalah yang dijumpai yaitu:
-          Eluat yang berjalan rambat
-          Hasil solute terkadang tidak jelas untuk diamati sehingga kami kesulitan untuk menghitung ds
-          Jalannya eluat yang sering membelok
-          Warna yang tidak jelas sehingga kami kesulitan untuk menentukan warna yang Nampak pada pengamatan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar