PIGMEN-PIGMEN DALAM KLOROPLAS
A.
Topik
Pigmen-Pigmen Dalam Kloroplas
B.
Tujuan
Diharapkan terampil dalam:
1.
Mengekstraksi pigmen-pigmen
yang terdapat dalain kloroplas,
2.
Mengidentifikasi
pigmien-pigmen yang terdapat dalam kloroplas.
C.
Data
Daun
|
de
|
ds
|
Rf ()
|
Warna
|
Jambu (Psidium guajava)
|
13
|
10.5
|
0.81
|
Hijau
|
13
|
12
|
0.92
|
Kuning
|
D.
Analisis
|
Pada percobaan pigmen-pigmen dalam kloroplas,
kelompok 4 menggunakan daun jambu jambu biji (Psidium guajava). Selama pergerakan bersama fase gerak, solut
(pigmen) akan dihambat oleh fase diam. Sebab, selain berada dalam fase gerak
tetapi juga sering berada dalam fase diam. Besarnya hambatan tersebut
dinyatakan dengan nilai Rf (Retardation factor),
dengan rumus:
ds = jarak
yang ditempuh senyawa (solute)
de = jarak
yang ditempuh eluat
Rf1 =
Rf
= = 0.92
Membandingkan
dengan harga tabel (Horborne, 1987)
Pigmen
|
Rf
|
Warna
Di bawah Cahaya Biasa
|
Foefitin a
Foefitin b
Klorofil a
Klorofil b
Foeforbida a
Foeforbida b
Klorofilida a
Klorofilida b
|
0,93
0,80
0,60
0,35
0,18
0,07
0,03
0,02
|
Kelabu
Coklat Kekuningan
Hijau Biru
Hijau Kuning
Kelabu
Coklat Kuning
Hijau Biru
Hijau Kuning
|
Rf 1 (0,81) = pada tabel lebih
mendekati 0,80
Rf 2 (0,92) = pada tabel lebih mendekati 0,93
·
Rf
1 berdasarkan tabel merupakan Foefitin b yang berwarna coklat
kekuningan pada pengamatan berwarna hijau
·
Rf 2 berdasarkan tabel merupakan Foefitin a
yang berwarna kelabu pada pengamatan berwarna kuning
E.
Pembahasan
Tumbuhan
memiliki zat hijau daun yang disebut klorofil. Klorofil adalah pigmen hijau
fotosintetis yang terdapat dalam tanaman. Fungsi krolofil pada tanaman adalah
menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintetis
yaitu suatu proses biokimia di mana tanaman mensintesis karbohidrat (gula
menjadi pati), dari gas karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari.
Warna daun
berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas.
Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, di
mana pada klorofil a selain bisa meyerap energi cahaya, klorofil ini juga bisa
merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi
itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut
dalam etanol, tapi larut dalam ester, dan kedua klorofil ini (klorofil a dan b)
larut dalam senyawa aseton (Pratama 2009).
Jarak yang ditempuh oleh pigmen klorofil
tergantung pada berat molekul klorofil tersebut. Jika berat molekulnya rendah
atau ringan, maka pigmen fotosintesis akan terbawa larutan kromatografi semakin
jauh. Sebaliknya, jika berat molekul pigmen besar, maka pigmennya pun akan
terbawa lebih dekat dari permukaan larutan eluat (Pratama, 2009).
Pigmen – pigmen yang terdapat dalam kloroplas dapat dilakukan dengan teknik
kromatografi kertas. Pemisahan secara kromatografi didasarkan sifat fisika dari
molekul. Sifat utama yang terlibat adalah (1) kecenderungan molekul untuk
melarut dalam cairan atau kelarutan, (2)kecenderungan molekul untuk melekat
pada bidang absorpsi, penyerapan, (3) kecenderungan molekul untuk menguap atau
berubah ke keadaan uap.
Kromatografi yang digunakan pada pengamatan ini adalah kromatografi kertas.
Kromatografi kertas ini cenderung mudah dilakukan. Zat terlarut akan bergerak
sepanjang kertas dengan kecepatan yang bebeda dan membentuk sederetan warna
yang berbeda – beda. (Underwood, 2002). Pigmen – pigmen klorofil memiliki sifat
dapat larut dalam pelarutnya. Pelarut yang digunakan dalam praktikum ini adalah
eter dan petrolium eter. Ketika
dilakukan kromatografi, maka klorofil yang berbeda akan menunjukkan kelarutan
yang berbeda dengan membentuk sederetan warna yang bebeda pada fase diamnya
(kertas Whatman).
Daun yang berbeda kemungkinan juga menunjukkan perbedaan kandungan
pigmennya. Adanya
perbedaan tingkat kelarutan pigmen dalam eluat pada saat elusi dapat
menyebabkan terjadinya pemisahan komponen-komponennya. Pigmen yang mempunyai
kelarutan yang tinggi akan mengikuti eluat sampai jarak yang paling jauh.
Selama pergerakannya bersama fase gerak, solute akan dihambat oleh fase diam
sebab solute berada dalam fase gerak tetapi juga bias berada dalam fase diam.
Besarnya nilai hambatan tersebut dinyatakan dengan nilai Rf (Dahlia, 2001).
Pada setiap Rf
yang dihasilkan maka akan mempengaruhi jenis pigmen dan warna klorofilnya. Pada
table di bawah ini terlihat warna klorofil dari hasil Rf serta untuk menentukan
jenis pigmen yang dihasilkan dari data pengamatan. Tabel jenis pigmen, Rf, dan
warna klorofil (Harbone, 1984:262).
No.
|
Pigmen
|
Rf
|
Warna dibawah cahaya
bias
|
1.
|
Feotitin
a
|
0,93
|
Kelabu
|
2.
|
Feotitin
b
|
0,80
|
Coklat
Kekuningan
|
3.
|
Klorofil
a
|
0,60
|
Hijau
Biru
|
4.
|
Klorofil
b
|
0,35
|
Hijau
Kuning
|
5.
|
Feoforbida
a
|
0,18
|
Kelabu
|
6.
|
Feoforbida
b
|
0,07
|
Coklat
Kuning
|
7.
|
Klorofilida
a
|
0,03
|
Hijau
Biru
|
8.
|
Klorofilida
b
|
0,02
|
Hijau
Kuning
|
Dari harga Rf
tersebut warna kuning muda pada daun jambu yang memiliki Rf sebesar 0,92 adalah
paling tinggi dan merupakan pigmen yang mempunyai nilai kelarutan paling tinggi
juga. Hal ini disebabkan karena larutan pigmen dapat mengikuti jalannya larutan
eluat hingga jarak terjauh. Dapat dilihat bahwa kelarutan tertinggi akan
mengakibatkan kelajuan yang tinggi pula. Harga Rf sebesar 0,92 tersebut
menandakan adanya feotitin a, namun bila dibandingkan dengan literatur
seharusnya memiliki warna kelabu. Hal ini mungkin bisa terjadi karena kurang
telitinya saat mengamati dan menentukan warna sehingga didapat data yang
berbeda dengan literatur. Faktor lain yang berpengaruh adalah mungkin saat
mengekstraksi larutan bau pada larutan belum dihilangkan secara maksimal,
sehingga penyerapan eluat tidak maksimal.
Hal ini juga
terjadi pada spot yang harga Rf nya 0,081 yang seharusnya memiliki warna coklat
kuning namun pada hasil pengamatan warnanya hijau muda. Ini disebabkan oleh
beberapa faktor kemungkinan antara lain pada saat larutan diekstraksi bau pada
larutan belum benar-benar hilang yang nantinya akan mengakibatkan penyerapan
eluat tidak maksimal. Faktor lain juga bisa terjadi akibat saat menguapkan
eluat belum terlalu kering sudah ditotolkan pada kertas kromatografi. Kurangnya
ketelitian saat menentukan warna juga mempengaruhi ketidak cocokkan antara
teori dengan hasil pengamatan.
F.
Kesimpulan
Penentuan pigmen dalam praktikum ini ditentukan dengan
membandingkan nilai perhitungn Rf dari hasil percobaan dengan yang mendekati
nilai Rf pada literatur.
G.
Daftar
Pustaka
Dahlia,
dkk.2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi
Tumbuhan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang
Harborne,
dkk. 1984. Fisiologi Tumbuhan.
Bandung: ITB..
Pratama,
Tomi Anugrah. 2009. Pigmen Fotosintetik.
Padang: Universitas Andalas
Underwood.
2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga.
H.
Diskusi
- Mengapa
ruang elusi harus dijenuhkan dulu dengan eluat?
Jawab: Ruang
elusi harus dijenuhkan dulu dengan eluat. Ketika ruang elusi dijenuhkan, uap
dari eluat akan memenuhi tabung sehingga ketika kertas whatman dimasukkan, maka
proses elusi bisa dilakukan dengan maksimal. Penjenuhan ruang elusi bertujuan
untuk memperkecil penguapan pelarut dan akan menghasilkan bercak lebih bundar
dan lebih baik.
- Mengapa eluat tidak boleh menyentuh spot
pada saat awal elusi?
Jawab: Eluat
tidak boleh menyentuh spot pada saat elusi. Hal ini berkaitan dengan sifat
kapilaritas yang dimiliki oleh kertas kromatografi terhadap larutan. Apabila
spot mengenai larutan, kemungkinan pigmen-pigmen justru bergerak ke arah eluat
di bawah tabung sehingga tidak bisa diamati komponen-komponennya.
- Uraikan secara rinci jika saudara
memperoleh harga Rf yang tidak dapat
dibandingkan dengan literatur.
Jawab:
Harga Rf dan warna yang kami peroleh tidak sesuai literatur, Hal ini mungkin
bisa terjadi karena kurang telitinya saat mengamati dan menentukan warna
sehingga didapat data yang berbeda dengan literatur. Faktor lain yang
berpengaruh adalah mungkin saat mengekstraksi larutan bau pada larutan belum
dihilangkan secara maksimal, sehingga penyerapan eluat tidak maksimal.
- Bandingkan dengan hasil pengukuran teman
saudara yang lain. Bandingkan hasilnya .
Jawab:
Daun
|
No
|
Rf ()
|
Warna
|
Jambu (Psidium guajava)
|
1.
|
0.81
|
Hijau
|
2.
|
0.92
|
Kuning
|
|
Puring (Codiaeum variegatum)
|
1.
|
0.52
|
Kuning
|
2.
|
0.45
|
Hijau
|
|
3.
|
0.26
|
Hijau transparan
|
|
4.
|
0.36
|
Hijau kekuningan
|
|
5.
|
0.92
|
Kuning transparan
|
Bila
dibandingkan dengan kelompok lain misalnya saja daun puring tersebut, tentu
saja hasilnya berbeda karena jenis daun yang digunakan juga berbeda. Nilai Rf
nya juga berbeda karena berat molekul klorofil yang dimiliki pada tiap-tiap
daun pun juga berbeda.
5.
Masalah-masalah apa yang saudara jumpai
dalam kegiatan pengamatan ini?
Jawab:
Masalah yang dijumpai yaitu:
-
Eluat yang berjalan rambat
-
Hasil solute terkadang tidak jelas untuk
diamati sehingga kami kesulitan untuk menghitung ds
-
Jalannya eluat yang sering membelok
-
Warna yang tidak jelas sehingga kami
kesulitan untuk menentukan warna yang Nampak pada pengamatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar