BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu
metode penelitian adalah eksperimen. Untuk
dapat melaksanakan suatu eksperimen yang
baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala
sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen eksperimen.
Baik yang berkaitan
dengan jenis-jenis variabel, hakekat
eksperimen, karakteristik, tujuan,
syarat-syarat eksperimen,
langkah-langkah penelitian eksperimen,
dan bentuk-bentuk desain
penelitian eksperimen. Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai
penelitian eksperimen, dalam makalah ini akan dibahas mengenai metode
penelitian eksperimen beserta hal-hal
yang terkait di dalamnya.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian metode eksperimen?
2.
Apa pengertian eksperimen berujung
terbuka?
3.
Apa saja prinsip metode eksperimen?
4.
Bagaimana keterampilan menjalankan
eksperimen?
5.
Bagaimana tahapan metode
eksperimen?
6.
Apa saja kelebihan dan kekurangan
metode eksperimen?
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Metode Eksperimen
Penelitian eksperimen
pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai
metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi,
2011). Selanjutnya, metode eksperimen
adalah metode penelitian
yang digunakan utuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011).
Metode eksperimen
adalah cara penyajian
pelajaran dimana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang
dipelajari dalam proses
belajar mengajar. Dengan
metode pelajaran ini siswa
dituntut untuk mengalami
sendiri, mencari kebenaran, mencoba,
mencari suatu hukum/dalil
dan menarik kesimpulan atas
proses yang dialaminya itu (Djamarah dan Zain, 2006).
Metode eksperimen
adalah metode mengajar
dengan cara mempraktekkan langsung
untuk menguji atau
membuktikkan suatu konsep yang
sedang dipelajari. Metode
ini diyakini sebagai
metode yang paling tepat dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena
sains berasal dari hal-hal
yang bersifat fakta.
Metode eksperiman dalam prakteknya juga memerlukan alat dan
bahan (Zulfani dkk, 2009).
Berdasarkan definisi
dari beberapa ahli
tersebut, dapat dipahami
bahwa penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu
treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen
dalam pendidikan adalah kegiatan
penelitian yang bertujuan untuk menilai
pengaruh suatu
perlakuan/tindakan/treatment
pendidikan terhadap tingkah
laku siswa atau menguji
hipotesis tentang ada-tidaknya
pengaruh tindakan itu
jika dibandingkan dengan tindakan
lain.
B. Eksperimen
Berujung-Terbuka
Metode eksperimen
berujung-terbuka mempunyai langkah-langkah yang
sama dengan metode
eksperimen terkontrol. Hal yang
berbeda adalah pada
eksperimen berujung-terbuka kesimpulan dari
jawaban masalah masih
terbuka untuk
dipermasalahkan lagi. Dengan
kata lain jawaban
dari masalah dapat menimbulkan
masalah baru atau hipotesis baru, sementara pada eksperimen berujung-tertutup
kesimpulan yang dihasilkan merupakan
jawaban yang tidak
perlu dipermasalahkan lagi kebenarannya. Lebih
dari itu, tingkat
kesukaran dari metode eksperimen terbuka
dapat dibuat lebih
kompleks. Di samping itu,
kalau pada metode
eksperimen sederhana dan
tertutup masalah, hipotesis dan
rancangan eksperimen diresepkan
oleh guru, pada metde eksperimen terbuka siswa dapat diminta untuk
menemukan masalah, menyusun
hipotesis dan membuat rancangan eksperimen sendiri.
Dalam pelaksanaan metode eksperimen terkontrol,
langkah langkah yang perlu dilaksanakan adalah:
1. Pengajuan
masalah
2. Pengajuan
hipotesis
3. Pengontrolan variabel
(membuat perlakuan variabel
bebas dan mengendalikan variabel terkontrol)
4. Pelaksanaan
eksperimen
5. Pengolahan
data
6. Pengambilan kesimpulan,
dalam metode eksperimen terkontrol kesimpulan yang diambil
bersifat tertutup, sedangkan dalam eksperimen berujung terbuka kesimpulan
bersifat rerbuak artinya kesimpulan
itu merupakan jawaban
yang belum pasti (masih perlu dipertanyakan kebenarannya,
atau masih mengundang munculnya masalah baru)
Sebagai contoh,
pada eksperimen pengaruh
urea terhadap kesuburan tanaman
padi yang dicontohkan,
setelah ada kesimpulan bahwa urea
menyebabkan daun menjadi lebih hijau dan
pertumbuhan lebih cepat,
siswa diberi kesempatan
untuk mengamati
gejala-gejala lain yang
muncul pada tanaman
padi dalam penggunaan urea.
Misalnya, batang padi
menjadi lemas dan roboh.
Berdasarkan fakta tersebut,
siswa diminta untuk menemukan masalah baru: “Apakah urea
menyebabkan batang padi menjadi lemas
dan mudah roboh?”
Seterusnya, masalah tersebut dapat
dibiarkan berada dalam
benak siswa, sampai mereka
mempunyai minat untuk memecahkan sendiri. Artinya, untuk topik
pelajaran yang sedang
dibahas, masalah bari
itu tidak harus dijawab sekaligus (Susanto, 2002).
C. Prinsip
Metode Eksperimen
Eksperimen merupakan
bagian sangat penting
dalam pembelajaran sains, karena
hal eksperimen itulah
yang membedakan sains
dengan mata pelajaran lain.
Dengan menggunakan metode
eksperimen siswa dapat dilatih
untuk menggunakan metode
ilmiah yang meliputi observasi, penemuan masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis dan
penarikan kesimpulan. Karena
dalam pelaksanaan eksperimen
itu banyak keterampilan proses
yang perlu digunakan,
maka metode ini merupakan
strategi yang penting
untuk membelajarkan keterampilan proses pada
siswa, terutama keterampilan
proses terintegrasi. Siswa dilatih untuk
membaca data secara
objektif menurut apa
adanya, mengambil kesimpulan hanya berdasarkan fakta-fakta yang
mendukung, menyadari keterbatasan sains, keterbatasan ketelitian suatu
pengukuran, keterbatasan suatu hukum atau teori, memahami makna dari suatu
teori dan sebagainya. Hal-hal
semacam ini sukar
untuk dimengerti hanya dengan cara mendengarkan melalui
ceramah (Susanto, 2002).
D. Keterampilan
Menjalankan Metode Eksperimen
Sama
dengan demonstrasi, eksperimen dapat dilaksanakan pada tahap awal pelajaran
dan inti pelajaran.
Bahkan, eksperimen dapat dilaksanakan pada
akhir atau penutupan
pelajaran. Eksperimen pada awal
pelajaran digunakan untuk
menampilkan fenomena, menggali pengetahuan awal siswa dan menarik
motivasi belajar siswa. Eksperimen pada
inti pelajaran berfungsi
untuk menjelaskan konsep
atau memberi fasilitas kepada
siswa untuk menemukan
jawaban dari masalah
yang ingin dipecahkan. Dengan
kata lain, eksperimen
pada inti pelajaran digunakan untuk membantu siswa
menemukan konsep yang dipelajari.
Ada
beberapa ciri yang perlu diperhatikan pada pembelajaran dengan eksperimen:
1. Eksperimen mempelajari
hubungan antara dua
variabel yaitu variabel terikat.
2. Kegiatan
eksperimen dilakukan sendiri oleh siswa.
3. Siswa
dapat melakukan kegiatan inkuiri bebas,
hal ini berbeda dengan
pembelajaran demonstrasi. Demonstrasi
biasanya dilakukan oleh guru,
inkuiri yang dijalani
oleh siswa adalah inkuiri terbimbing.
E. Tahapan
Pelaksanaan Eksperimen
Keterampilan mengajar
eksperimen dapat dipisahkan
menjadi tiga
tahap,
yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup.
1.
Keterampilan Menyiapkan Eksperimen
a. Menentukan
tujuan pengajaran dan tujuan eksperimen
b. Mengidentifikasi variabel-variabel eksperimen
yang akan diselidiki sesuai
dengan topik pelajaran.
c. Merancang
percobaan untuk eksperimen. Dalam kegiatan ini guru menterjemahkan informasi
dan prinsip verbal dari topik yang
dipelajari menjadi informasi
dan prinsip yang tervisualisasikan melalui eksperimen.
d. Merancang
prosedur pelaksanaan eksperimen, yaitu langkah kegiatan pembelajaran
dalam eksperimen yang
meliputi kegiatan awal, inti dan penutup.
2.
Pelaksanaan Eksperimen
a. Pada kegiatan
awal, eksperimen dimaksudkan
untuk menyajikan fenomena dalam
rangka menimbulkan konflik kognitif, menggali
pengetahuan awal siswa
dan menarik memotivasi belajar
siswa. Keterampilan guru
yang diperlukan diantaranya adalah:
·
Memandu
siswa untuk menjalankan
eksperimen. Keterampilan ini diperlukan karena eksperimen biasanya dilaksanakan
oleh beberapa kelompok kecil.
·
Memandu
siswa untuk memusatkan
perhatiannya pada informasi yang
essensial khusunya yang
menimbulkan konflik kognitif.
·
Menggali pengetahuan awal siswa dan
memotivasi siswa, kegiatan ini didahului
dengan meminta siswa
untuk menghentikan eksperimen. selanjutnya, guru mengajukan masalah yang
dapat menimbulkan konflik
kognitif, dan mengevaluasi jawaban
siswa. Dengan begitu pengetahuan awal siswa dapat digali.
b.
Pada kegiatan inti, guru:
· Membimbing penemuan
masalah dan hipotesis.
Tanya jawab pada penggalian
pengetahuan awal diteruskan
ke Tanya jawab untuk
menemukan masalah yang
terkait dengan
konsep/prinsip yang dipelajari,
dan diteruskan lagi sampai
ditemukan hipotesis.
· Membimbing kerja
kelompok. Setelah hipotesis dirumuskan, siswa
dipandu untuk melanjutkan eksperimen lanjutan.
Kegiatan ini merupakan
kegiatan kerja kelompok kecil atau perseorangan.
· Membimbing diskusi
kelompok kecil, untuk
pencatatan data, analisis data
dan penariakan kesimpulan.
Kegiatan ini dapat dilakukan
di kelompok kecil
atau secara klasikal.
3.
Mengakhiri eksperimen
a.
Memberikan pemantapan.
Setelah kegiatan eksperimen berakhir guru
memberi pemantapan, dapat
berupa pertanyaan aplikatif atau
memberi masalah baru
untuk dipecakan melalui eksperimen di luar jam pertemuan.
b.
Mengevaluasi tes
belajar. Tes formatif
dapat dilaksanakan secara formal
(Tanya-jawab) atau formal
(tertulis). Tes sebaiknya mengukur
hasil belajar melalui
pengalaman langsung (tes penampilan).
c.
Membimbing siswa
untuk mengemas, mengembalikan peralatan dan
membersihkan ruang belajar
secara rapi. Ini merupakan kegiatan untuk latihan
pengembangan sikap.
F.
Kelebihan dan Kekurangan Metode
Eksperimen
Metode
eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:
1. Membuat siswa
lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2. Siswa diransang
berpikir kritis, tekun,
jujur, mau bekerja
sama, terbuka dan objektif.
3. Siswa
dirangsang untuk memiliki Keterampilan Proses Sains (KPS) seperti mengamati,
menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan pertanyaan, merencanakan
percoabaan, menggunakan alat
dan bahan, mengkomunikasikan dan melakukan eksperimen.
4. Siswa
belajar
secara konstruktif tidak
bersifat hafalan, sehingga pemahamannnya terhadap
suatu konsep bersifat
mendalam dan bertahan lama.
5. Siswa ditempatkan
pada situasi belajar
yang penuh tantangan, sehingga tidak mudah bosan.
6. Siswa
konsentrasinya terarahkan pada kegaitan pembelajaran.
7. Siswa
lebih mudah memahami suatu konsep yang bersifat abstrak (Zulfiani, 2009).
Metode eksperimen
ini juga mengandung beberapa kekurangan,
antara lain:
1. Metode
ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2. Memerlukan
berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan
mahal.
3. Metode
ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4. Setiap percobaan
tidak selalu memberikan
hasil yang diharapkan karena mungkin
ada faktor-faktor tertentu
yang berada di
luar jangkauan kemampuan atau pengendalian (Djamarah dan Zain, 2006).
5. Memerlukan
waktu yang relatif lama.
6. Guru harus
membuat perencanaan kegiatan
eksperimen yang matang, hal
ini menuntut guru
menguasai konsep yang
akan diuji atau dibuktikkan dalam
kegiatan eksperimen.
7. Siswa
dituntut terlebih dahulu memiliki
landasan berpikir, sehingga mengetahui
secara jelas tujuannnya
melakukan eksperimen dan kesimpulan yang
diambilnya relevan dengan
konsep yang sedang diuji.
8. Cenderung memerlukan
ruang khusus (laboratorium) untuk
lebih leluasa melakukan eksperimen (Zulfiani, 2009).
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Metode eksperimen
adalah cara penyajian
pelajaran dimana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang
dipelajari dalam proses
belajar mengajar.
2.
Eksperimen berujung terbuka
sebenarnya sama dengan eksperimen terkontrol. Hanya saja perbedaannya terletak
pada kesimpulan. Pada eksperimen berujung terbuka, kesimpulannya masih dapat
dipertanyakan lagi.
3.
Prinsip dari metode eksperimen
adalah siswa dilatih untuk membaca
data secara objektif
menurut apa adanya, mengambil kesimpulan hanya
berdasarkan fakta-fakta yang mendukung, menyadari keterbatasan sains,
keterbatasan ketelitian suatu pengukuran, keterbatasan suatu hukum atau teori,
memahami makna dari suatu teori dan
sebagainya.
4.
Eksperimen dapat dilakukan pada
awal, inti, maupun akhir pelajaran
5.
Keterampilan mengajar
eksperimen dapat dipisahkan
menjadi tiga tahap, yaitu
persiapan, pelaksanaan dan penutup.
6.
Metode eksperimen memiliki
kelebihan antara lain membuat siswa lebih
percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya. Selain itu, metode eksperimen memiliki kekurangan antara lain
Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
Saran
Dalam pembuatan makalah selanjutnya sebaiknya
menggunakan bahasan yang efektif dan mudah dicerna. Sehingga hasil yang
diperoleh akan memuaskan
DAFTAR
RUJUKAN
Zulfiani, dkk. 2009.
Strategi
Pembelajaran Sains. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
Susanto,
Pudyo. 2002. Keterampilan Dasar Mengajar
IPA Berbasis Kontruktuvisme. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sugiono. 2011. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif R&B. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi.
2011. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri., Zain, Aswan. 2006. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar