Rabu, 17 September 2014

eksperimen ujung terbuka

eksperimen ujung terbuka

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah  satu  metode  penelitian  adalah eksperimen.  Untuk  dapat  melaksanakan  suatu eksperimen  yang  baik,  perlu dipahami  terlebih dahulu  segala  sesuatu  yang  berkait dengan  komponen-komponen  eksperimen.  Baik  yang  berkaitan  dengan  jenis-jenis variabel,  hakekat  eksperimen,  karakteristik,  tujuan,  syarat-syarat  eksperimen, langkah-langkah  penelitian  eksperimen,  dan  bentuk-bentuk  desain  penelitian eksperimen. Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai penelitian eksperimen, dalam makalah ini akan dibahas mengenai metode penelitian eksperimen  beserta hal-hal yang terkait di dalamnya.

Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian metode eksperimen?
2.      Apa pengertian eksperimen berujung terbuka?
3.      Apa saja prinsip metode eksperimen?
4.      Bagaimana keterampilan menjalankan eksperimen?
5.      Bagaimana tahapan metode eksperimen?
6.      Apa saja kelebihan dan kekurangan metode eksperimen?



BAB II
KAJIAN TEORI

A.      Pengertian Metode Eksperimen
Penelitian  eksperimen  pada  prisipnya  dapat didefinisikan  sebagai  metode  sistematis  guna  membangun  hubungan  yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi, 2011). Selanjutnya,  metode  eksperimen  adalah  metode  penelitian  yang  digunakan  utuk mencari  pengaruh  perlakuan  tertentu  terhadap  yang  lain  dalam  kondisi  yang terkendalikan (Sugiyono, 2011).
Metode  eksperimen  adalah  cara  penyajian  pelajaran  dimana  siswa melakukan  percobaan  dengan  mengalami  dan  membuktikan  sendiri suatu  yang  dipelajari  dalam  proses  belajar  mengajar.  Dengan  metode pelajaran  ini  siswa  dituntut  untuk  mengalami  sendiri,  mencari kebenaran,  mencoba,  mencari  suatu  hukum/dalil  dan  menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu (Djamarah dan Zain, 2006).
Metode  eksperimen  adalah  metode  mengajar  dengan  cara mempraktekkan  langsung  untuk  menguji  atau  membuktikkan  suatu konsep  yang  sedang  dipelajari.  Metode  ini  diyakini  sebagai  metode yang paling tepat dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena sains berasal  dari  hal-hal  yang  bersifat  fakta.  Metode  eksperiman  dalam prakteknya juga memerlukan alat dan bahan (Zulfani dkk, 2009).
Berdasarkan  definisi  dari  beberapa  ahli  tersebut,  dapat  dipahami  bahwa  penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah  kegiatan penelitian yang bertujuan untuk  menilai pengaruh suatu  perlakuan/tindakan/treatment  pendidikan  terhadap  tingkah  laku  siswa  atau menguji  hipotesis  tentang  ada-tidaknya  pengaruh  tindakan  itu  jika  dibandingkan dengan tindakan lain.
B.       Eksperimen Berujung-Terbuka
Metode  eksperimen  berujung-terbuka  mempunyai  langkah-langkah  yang  sama  dengan  metode  eksperimen  terkontrol.  Hal yang  berbeda  adalah  pada  eksperimen  berujung-terbuka kesimpulan  dari  jawaban  masalah  masih  terbuka  untuk dipermasalahkan  lagi.  Dengan  kata  lain  jawaban  dari  masalah dapat menimbulkan masalah baru atau hipotesis baru, sementara pada eksperimen berujung-tertutup kesimpulan yang dihasilkan merupakan  jawaban  yang  tidak  perlu  dipermasalahkan  lagi kebenarannya.  Lebih  dari  itu,  tingkat  kesukaran  dari  metode eksperimen  terbuka  dapat  dibuat  lebih  kompleks.  Di  samping itu,  kalau  pada  metode  eksperimen  sederhana  dan  tertutup masalah,  hipotesis  dan  rancangan  eksperimen  diresepkan  oleh guru, pada metde eksperimen terbuka siswa dapat diminta untuk menemukan  masalah,  menyusun  hipotesis  dan  membuat rancangan eksperimen sendiri.
Dalam  pelaksanaan metode eksperimen terkontrol, langkah langkah yang perlu dilaksanakan adalah:
1.    Pengajuan masalah
2.    Pengajuan hipotesis
3.    Pengontrolan  variabel  (membuat  perlakuan  variabel  bebas dan mengendalikan variabel terkontrol)
4.    Pelaksanaan eksperimen
5.    Pengolahan data
6.    Pengambilan  kesimpulan,  dalam  metode  eksperimen terkontrol kesimpulan yang diambil bersifat tertutup, sedangkan dalam eksperimen berujung terbuka kesimpulan bersifat rerbuak artinya kesimpulan  itu  merupakan  jawaban  yang belum  pasti  (masih perlu dipertanyakan  kebenarannya,  atau  masih  mengundang munculnya masalah baru)
Sebagai  contoh,  pada  eksperimen  pengaruh  urea  terhadap kesuburan  tanaman  padi  yang  dicontohkan,  setelah  ada kesimpulan bahwa urea menyebabkan daun menjadi lebih hijau dan  pertumbuhan  lebih  cepat,  siswa  diberi  kesempatan  untuk mengamati  gejala-gejala  lain  yang  muncul  pada  tanaman  padi dalam  penggunaan  urea.  Misalnya,  batang  padi  menjadi  lemas dan  roboh.  Berdasarkan  fakta  tersebut,  siswa  diminta  untuk menemukan masalah baru: “Apakah urea menyebabkan batang padi  menjadi  lemas  dan  mudah  roboh?”  Seterusnya,  masalah tersebut  dapat  dibiarkan  berada  dalam  benak  siswa,  sampai mereka  mempunyai minat untuk memecahkan sendiri. Artinya, untuk  topik  pelajaran  yang  sedang  dibahas,  masalah  bari  itu tidak harus dijawab sekaligus (Susanto, 2002).
C.       Prinsip Metode Eksperimen
Eksperimen  merupakan  bagian  sangat  penting  dalam  pembelajaran sains,  karena  hal  eksperimen  itulah  yang  membedakan  sains  dengan mata  pelajaran  lain.  Dengan  menggunakan  metode  eksperimen  siswa dapat  dilatih  untuk  menggunakan  metode  ilmiah  yang  meliputi observasi, penemuan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis dan  penarikan  kesimpulan.  Karena  dalam  pelaksanaan  eksperimen  itu banyak  keterampilan  proses  yang  perlu  digunakan,  maka  metode  ini merupakan  strategi  yang  penting  untuk  membelajarkan  keterampilan proses  pada  siswa,  terutama  keterampilan  proses  terintegrasi. Siswa dilatih  untuk  membaca  data  secara  objektif  menurut  apa  adanya, mengambil kesimpulan hanya berdasarkan fakta-fakta yang mendukung, menyadari keterbatasan sains, keterbatasan ketelitian suatu pengukuran, keterbatasan suatu hukum atau teori, memahami makna dari suatu teori dan  sebagainya.  Hal-hal  semacam  ini  sukar  untuk  dimengerti  hanya dengan cara mendengarkan melalui ceramah (Susanto, 2002).
D.      Keterampilan Menjalankan Metode Eksperimen
Sama dengan demonstrasi, eksperimen dapat dilaksanakan pada tahap awal  pelajaran  dan  inti  pelajaran.  Bahkan,  eksperimen  dapat dilaksanakan  pada  akhir  atau  penutupan  pelajaran.  Eksperimen  pada awal  pelajaran  digunakan  untuk  menampilkan  fenomena,  menggali pengetahuan awal siswa dan menarik motivasi belajar siswa. Eksperimen pada  inti  pelajaran  berfungsi  untuk  menjelaskan  konsep  atau  memberi fasilitas  kepada  siswa  untuk  menemukan  jawaban  dari  masalah  yang ingin  dipecahkan.  Dengan  kata  lain,  eksperimen  pada  inti  pelajaran digunakan untuk membantu siswa menemukan konsep yang dipelajari.
Ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan pada pembelajaran dengan eksperimen:
1.    Eksperimen  mempelajari  hubungan  antara  dua  variabel  yaitu variabel terikat.
2.    Kegiatan eksperimen dilakukan sendiri oleh siswa.
3.    Siswa dapat melakukan  kegiatan inkuiri bebas, hal ini berbeda dengan   pembelajaran  demonstrasi.  Demonstrasi  biasanya dilakukan  oleh  guru,  inkuiri  yang  dijalani  oleh  siswa  adalah inkuiri terbimbing.

E.       Tahapan Pelaksanaan Eksperimen
Keterampilan  mengajar  eksperimen  dapat  dipisahkan  menjadi  tiga
tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup.
1.        Keterampilan Menyiapkan Eksperimen
a.    Menentukan tujuan pengajaran dan tujuan eksperimen
b.    Mengidentifikasi  variabel-variabel  eksperimen  yang  akan diselidiki sesuai dengan topik pelajaran.
c.     Merancang percobaan untuk eksperimen. Dalam kegiatan ini guru menterjemahkan informasi dan prinsip verbal dari topik yang  dipelajari  menjadi  informasi  dan  prinsip  yang tervisualisasikan melalui eksperimen.
d.    Merancang prosedur pelaksanaan eksperimen, yaitu langkah kegiatan  pembelajaran  dalam  eksperimen  yang  meliputi kegiatan awal, inti dan penutup.
2.        Pelaksanaan Eksperimen
a.       Pada  kegiatan  awal,  eksperimen  dimaksudkan  untuk menyajikan  fenomena  dalam  rangka  menimbulkan  konflik kognitif,  menggali  pengetahuan  awal  siswa  dan  menarik memotivasi  belajar  siswa.  Keterampilan  guru  yang diperlukan diantaranya adalah:
·         Memandu  siswa  untuk  menjalankan  eksperimen. Keterampilan ini diperlukan karena eksperimen biasanya dilaksanakan oleh beberapa kelompok kecil.
·         Memandu  siswa  untuk  memusatkan  perhatiannya  pada informasi  yang  essensial  khusunya  yang  menimbulkan konflik kognitif.
·         Menggali pengetahuan awal siswa dan memotivasi siswa, kegiatan  ini  didahului  dengan  meminta  siswa  untuk menghentikan eksperimen. selanjutnya, guru mengajukan masalah  yang  dapat  menimbulkan  konflik  kognitif,  dan mengevaluasi jawaban siswa. Dengan begitu pengetahuan awal siswa dapat digali.
b.        Pada kegiatan inti, guru:
·      Membimbing  penemuan  masalah  dan  hipotesis.  Tanya jawab  pada  penggalian  pengetahuan  awal  diteruskan  ke Tanya  jawab  untuk  menemukan  masalah  yang  terkait dengan  konsep/prinsip  yang  dipelajari,  dan  diteruskan lagi sampai ditemukan hipotesis.
·      Membimbing  kerja  kelompok.  Setelah  hipotesis dirumuskan,  siswa  dipandu  untuk  melanjutkan eksperimen  lanjutan.  Kegiatan  ini  merupakan  kegiatan kerja kelompok kecil atau perseorangan.
·      Membimbing  diskusi  kelompok  kecil,  untuk  pencatatan data,  analisis  data  dan  penariakan  kesimpulan.  Kegiatan ini  dapat  dilakukan  di  kelompok  kecil  atau  secara klasikal.
3.        Mengakhiri eksperimen
a.         Memberikan  pemantapan.  Setelah  kegiatan  eksperimen berakhir  guru  memberi  pemantapan,  dapat  berupa pertanyaan  aplikatif  atau  memberi  masalah  baru  untuk dipecakan melalui eksperimen di luar jam pertemuan.
b.        Mengevaluasi  tes  belajar.  Tes  formatif  dapat  dilaksanakan secara  formal  (Tanya-jawab)  atau  formal  (tertulis).  Tes sebaiknya  mengukur  hasil  belajar  melalui  pengalaman langsung (tes penampilan).
c.         Membimbing  siswa  untuk  mengemas,  mengembalikan peralatan  dan  membersihkan  ruang  belajar  secara  rapi.  Ini merupakan kegiatan untuk latihan pengembangan sikap.
F.        Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:
1.    Membuat  siswa  lebih  percaya  atas  kebenaran  atau  kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2.    Siswa  diransang  berpikir  kritis,  tekun,  jujur,  mau  bekerja  sama, terbuka dan objektif.
3.    Siswa dirangsang untuk memiliki Keterampilan Proses Sains (KPS) seperti mengamati, menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan pertanyaan,  merencanakan  percoabaan,  menggunakan  alat  dan bahan, mengkomunikasikan dan melakukan eksperimen.
4.    Siswa  belajar  secara  konstruktif  tidak  bersifat  hafalan,  sehingga pemahamannnya  terhadap  suatu  konsep  bersifat  mendalam  dan bertahan lama.
5.    Siswa  ditempatkan  pada  situasi  belajar  yang  penuh  tantangan, sehingga tidak mudah bosan.
6.    Siswa konsentrasinya terarahkan pada kegaitan pembelajaran.
7.    Siswa lebih mudah memahami suatu konsep yang bersifat abstrak (Zulfiani, 2009).
Metode  eksperimen  ini juga mengandung  beberapa  kekurangan,  antara lain:
1.    Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2.    Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3.    Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4.    Setiap  percobaan  tidak  selalu  memberikan  hasil  yang  diharapkan karena  mungkin  ada  faktor-faktor  tertentu  yang  berada  di  luar jangkauan kemampuan atau pengendalian (Djamarah dan Zain, 2006).
5.    Memerlukan waktu yang relatif lama.
6.    Guru  harus  membuat  perencanaan  kegiatan  eksperimen  yang matang,  hal  ini  menuntut  guru  menguasai  konsep  yang  akan  diuji atau dibuktikkan dalam kegiatan eksperimen.
7.    Siswa dituntut terlebih dahulu memiliki  landasan berpikir, sehingga mengetahui  secara  jelas  tujuannnya  melakukan  eksperimen  dan kesimpulan  yang  diambilnya  relevan  dengan  konsep  yang  sedang diuji.
8.    Cenderung  memerlukan  ruang  khusus  (laboratorium)  untuk  lebih leluasa melakukan eksperimen (Zulfiani, 2009).


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.    Metode  eksperimen  adalah  cara  penyajian  pelajaran  dimana  siswa melakukan  percobaan  dengan  mengalami  dan  membuktikan  sendiri suatu  yang  dipelajari  dalam  proses  belajar  mengajar. 
2.    Eksperimen berujung terbuka sebenarnya sama dengan eksperimen terkontrol. Hanya saja perbedaannya terletak pada kesimpulan. Pada eksperimen berujung terbuka, kesimpulannya masih dapat dipertanyakan lagi.
3.    Prinsip dari metode eksperimen adalah siswa dilatih  untuk  membaca  data  secara  objektif  menurut  apa  adanya, mengambil kesimpulan hanya berdasarkan fakta-fakta yang mendukung, menyadari keterbatasan sains, keterbatasan ketelitian suatu pengukuran, keterbatasan suatu hukum atau teori, memahami makna dari suatu teori dan  sebagainya.
4.    Eksperimen dapat dilakukan pada awal, inti, maupun akhir pelajaran
5.    Keterampilan  mengajar  eksperimen  dapat  dipisahkan  menjadi  tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup.
6.    Metode eksperimen memiliki kelebihan antara lain membuat  siswa  lebih  percaya  atas  kebenaran  atau  kesimpulan berdasarkan percobaannya. Selain itu, metode eksperimen memiliki kekurangan antara lain Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
Saran
Dalam pembuatan makalah selanjutnya sebaiknya menggunakan bahasan yang efektif dan mudah dicerna. Sehingga hasil yang diperoleh akan memuaskan



DAFTAR RUJUKAN

Zulfiani,  dkk.  2009. Strategi  Pembelajaran  Sains.  Jakarta:  Lembaga  Penelitian  UIN Jakarta.
Susanto,  Pudyo.  2002. Keterampilan  Dasar  Mengajar  IPA  Berbasis  Kontruktuvisme. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sugiono. 2011. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif R&B. Bandung: Alfabeta.
Sukardi.  2011.  Metodologi  Penelitian  Pendidikan  Kompetensi  dan  Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Djamarah,  Syaiful Bahri., Zain, Aswan. 2006.  Strategi  Belajar  Mengajar.  Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar