REGULASI EKSPRESI GEN PADA PROKARIOTIK
Pada
bakteri dan prokariot lainnya, keberadaan gen sangat berpengaruh dalam adaptasi
terhadap lingkungan. Seperti contoh yang digunakan saat ini, yakni bakteri E.
coli. Bakteri E.coli ini biasanya hidup pada usus mamalia. Mereka berpindah
dari usus ke saluran pembuangan melalui feses. Dalam menghadapi lingkungan yang
baru itu, bakteri E. coli mengaktifkan atau menonaktifkan ekspresi dari satu
set gen yang khusus. Bisa atau tidaknya E. coli bertahan pada suatu lingkungan
yang baru tergantung bagaimana kemampuannya dalam mengatur ekspresi gen
tersebut. Saat E. coli membutuhkan suatu bahan untuk pertumbuhan di tempat yang
baru, dia mengaktifkan ekspresi dari satu set gen. Kemudian apabila bahan itu
sudah tercukupi, dia akan menonaktifkan ekspresi gen tersebut agar tidak
mengahbiskan energi. Hal itu terus dilakukan setiap ada perubahan lingkungan. Pada
setiap proses tersebut, pengaturan dari proses transkripsi sangatlah penting.
Pada umumnya, mekanisme regulasi terbagi menjadi dua kategori umum. Pertama,
mekanisme meliputi aktif dan non-aktif secara berturut-turut dari ekspresi gen
terhadap perubahan lingkungan. Kedua, mekanisme regulasi meliputi apa yang
disebut preprogrammed circuit of gene expressions.
Induksi Dan Represi
Seperti
kebanyakan prokariot lain, E. coli mampu tumbuh dengan beberapa karbohidrat
sebagai energi. Keberadaan karbohidrat seperti glukosa dan laktosa mempengaruhi
pertumbuhan bakteri tersebut. E. coli tumbuh secara pesat jika ada laktosa.
Meskipun galaktosa juga bisa digunakan sebagai energi untuk pertumbuhan. Saat
E. coli yang awalnya berada di media yang tidak mengandung laktosa kemudian
dipindah ke media yang mengandung laktosa, bakteri ini akan mensintesis enzim
yang dibutuhkan untuk penggunaan laktosa. Proses pengaktifan ekspresi gen ini
disebut induksi. Gen yang ekspresinya
menagtur kejadian ini disebut indusibel gen. Sedangkan enzimnya disebut
indusibel enzim. Induksi mengubah kecepatan sintesis enzim, tidak mengubah
aktifitas dari molekul enzim yang sudah ada. Kebalikan dari induksi adalah
represi. Represi adalah proses menahan atau menghentikan ekspresi gen yang
telah aktif. Represi ini dilakukan ketika sumber makanan telah tercukupi.
Model Operon
Model
operon berhubungan dengan regulasi gen yang mengkode enzim yang dibutuhkan
untuk penggunaan laktosa pada E. coli. Transkripsi dari satu set gen yang
berdekatan diatur oleh dua elemen. Salah satu elemen disebut regulator gen,
mengkode protein yang disebut repressor. Pada kondisi yang cocok, repressor
berikatan dengan elemen kedua yang disebut operator. Letak operator selalu
berdekatan dengan struktur gen yang dimana ekspresinya diatur. Ketika represor
berikatan dengan operator, transkripsi tidak dapat terjadi. Hal ini karena
ikatan antara represor dan operator menghalangi RNA polymerase untuk berikatan
dengan sisi promoter. Kesatuan unit dari gen, operator, dan promoter inilah
yang disebut operon. Mengikat atau tidaknya represor pada operator, ditentukan
oleh ada atau tidaknya molekul efektor. Transkrip mRNA membawa informasi yang
mengkode seluruh operon. mRNA dari operon mengandung lebih dari satu struktur
gen sehingga disebut poligenik.
Lac, Operon yang
Terinduksi.
Seperti
operon yang lain, lac operon memiliki promoter, operator, dan gen struktural.
Hanya saja gen struktural pada lac operon adalah z, y, dan a yang mengkode
β-galaktosidase, β-galaktosid permease, β-galaktoside transacetylase.
β-galaktosid permease memompa laktosa ke dalam sel. Sedangkan β-galaktosidase
memecahnya menjadi glukosa dan galaktosa. Gen regulator lac mendesain gen i
untuk mengkode represor yang panjangnya 360 asam amino. Jika tidak ada
penginduksi, represor berikatan dengan sekuen operator lac dan mencegah RNA
polimerase untuk berikatan dengan promoter. Promoter lac mengandug dua komponen
fungsional yang berbeda. Yang pertama yaitu sisi yang berikatan dengan RNA
polimerase dan sisi yang berikatan dengan protein lain yang disebut catabolite
activator protein (CAP).
Trp, Operon Yang
Terrepresi
Trp
adalah salah satu operon dari E. coli yang mengalami represi. Jika tryptophan
tidak ada, RNA polimerase akan berikatan dengan promoter dan mentranskrip gen
dari operon tersebut. Tetapi jika terdapat tryptophan, represor berikatan
dengan operator dan mecegah RNA polimerase untuk berikatan dengan promoter.
Kontrol Positif Operon
Lac Oleh CAP Dan AMP
Represi
katabolit pada operon lac dilakukan melalui kontrol positif transkripsi oleh
protein regulator yang disebut CAP dan molekul efektor yang disebut cAMP. Baik
CAP maupun cAMP ini harus berikatan pada sisi ikatan promoter lac agar operon
bisa terinduksi. Jika cAMP tidak ada, maka CAP tidak akan mengikat. Sehingga
cAMP disini berperan sebagai molekul efektor yang menentukan transkripsi operon
lac. cAMP ini diperlukan dalam jumalh yang cukup untuk membuat CAP berikatan. Selain
itu, kehadiran glukosa juga mempengaruhi ikatan tersebut. Kontrol positif oleh
gabungan CAP dan cAMP ini dapat terjadi bila terdapat glukosa. Jika tidak
terdapat glukosa, maka transkripsi dari operon lac tidak akan pernah melebihi 2
persen.
Pengaturan Kompleks
Pada Operon Ara
Operon
ara pada E. coli mengandung tiga gen struktural (araB, araA, dan araD) yang
mengkode tiga enzim yang terlibat dalam katabolisme arabinose. Ketiga gen
tersebut bertranskripsi pada mRNA tunggal yang berfung si sebagai promoter yang
disebut Pbad. Regulasi protein pada operon ara (protein araC) diproduksi dari
sebuah transkripsi yang dimulai pada sebuah promoter yang disebut Pc.
Keberadaan molekul efektor arabinose dan cAMP sangat berpengaruh.
Represi Prophage Lambda
Selama Fase Lisogeni
Bakteri
lambda melakukan represi selama fase lisogeni agar tidak memasuki fase litik.
Hal ini dilakukan agar tidak terdeteksi dalam tubuh inang. Pada bakteriofag
memiliki gen C1 yang melakukan transkripsi dan translasi untuk menghasilkan
represor. Represor ini nantinya akan berikatan dengan operator sehingga
menyebabkan promoter yang berikatan dengan RNA polimerase. Sehingga RNA
polimerase dan promoter tidak bisa bergabung dengan operator dan proses
transkripsi tidak bisa dilanjutkan. Sehingga bakteri ini tetap dalam fase
lisogenik, tidak akan memasuki fase lisis.
Kontrol pada Operon Trp oleh Redaman
Redaman
adalah regulasi tingkat kedua pada operon trp. Sekuen yang mengatur kejadian
ini disebut peredam. Redaman terjadi melalui kontrol pada proses penghentian
transkripsi. Pada proses redaman ini, transkripsi dihentikan secara lebih
cepat. Penghentian yang lebih cepat ini terjadi hanya saat ada tRNAtrp dan menghasilkan
sekuen transkrip sepanjang 140 nukleotida.
Penghambat Umpan Balik
dan Enzim Alosterik
Adanya
konsentrasi yang cukup dari produk akhir alur biosintesis akan secara berkala
dihasilkan pada penghambatan enzim pertama alur tersebut. Fenomena ini disebut feedback inhibition atau end product
inhibition.Sebenarnya hal ini sama dengan represi, yaitu menghambat
sintesis enzim. Sisi produk akhir ini berbeda dengan sisi substrat. Ketika
mengikat produk akhir, beberapa enzim melakukan perubahan dalam konformasi yang
disebut transisi alosterik yang mengurangi afinitasnya terhadap substrat.
Sekuen Sementara
Ekspresi Gen Selama Infeksi Fag
Regulasi
pada sekuen ekspresi gen selama infeksi fag terjadi paling utama pada tingkat
transkripsi. Bakteri yang paling banyak dipelajari adalah fag E. coli T4, T7
dan fag Bacillus subtilisSP01. Sekuen
ekspresi gen di kontrol oleh modifikasi promoter khusus dari RNA polimerase.
Bisa dengan sintesis RNA polimerase baru atau perubahan dari RNA polimerase
inang yang terinduksi. Pada sel fag T7 yang terinfeksi gen “awal” di
transkripsi oleh RNA polimerase E. coli. Untuk Bacillus subtilisSP01 menunjukkan alur yang lebih kompleks,
melibatkan tiga set gen. Set tersebut adalah “awal”, “tengah”, dan “akhir”.
Pertanyaan
1. Mengapa
bakteri lambda melakukan represi?
Hal
itu dikarenaka bakteri lambda tidak ingin berada pada fase lisis. Sehingga
bakteri ini akan mempertahankan fase lisogeninya. Cara mempertahankannya yaitu
dengan menghadirkan represor yang berikatan dengan operator. Hal itu akan
menyebabkan promoter yang berikatan dengan RNA polimerase tidak bisa bergabung
dengan operator. Sehingga proses transkripsi tidak bisa dilakukan.
2. Mengapa
perlu adanya redaman?
Redaman
dilakukan agar tidak terjadi transkripsi lebih lanjut dari operon yang ada.
Proses transkripsi yang sebenarnya belum selesai, saat itu diberhentikan secara
“prematur”.
Daftar rujukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar