BAB 10, 11, 12
RESUME MATERI 8
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika II
yang dibimbing oleh Prof. Dr. A.
Duran Corebima, M.Pd
Oleh
Afif
Saifudin (120341421993)
Ayun Indariswati (120341421975)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2014
BAB
10
BEBERAPA
HAL SPESIFIK TENTANG REKOMBINASI
Rekombinasi
Spesifik Tapak
Rekombinasi
spesifik tapak adalah rekombinasi yang selalu terjadi pada tapak-tapak khusus
atau pada urut-urutan molekul DNA tertentu(Gardner,1991). Rekombinasi spesifik
tapak pada E coli tidak
membutuhkanfungsi protein rec A, rec B dan rec C (Ayala,1984). Rekombinasi
spesifik tapak integrasi DNA fag ke genom E Coli. Tapak attI dan attB pada
genom E coli adalah hasil evolusi
yang sangat spesifik terhadap enzim-enzim rekombinasi khusus yang dikode oleh
gen int dan xis pada genom fag. Integrasi fag hampir selalu terjadi pada tapak
auB yang terletak anatar lokus gal dan bio. Jika tapak auB tersebut mengalami
delesi, maka dampaknya adalah bahwa integrasi profag akanterjadi pada banyak
tapak lain tetapi dalam frekuensi rendah
Rekombinasi Spesfik Tapak Menjamin
Penataan Kembali DNA yang Teliti
Pada
umumnya peristiwa pindah silang tetap mempertahankan sususnan urut-urutan DNA
pada kromosom-kromosom homolog, tetapi pada kasus tertentu sel-sel juga
memanfaatkan semacam proses rekominasi yang tertata secara teliti untuk menata
kembali urut-urutan DNA. Segmen DNA dapat dipindah dengan bantuan rekombinasi tapak
spesifik yang berakibat timbulnya beragam gen atau perangkat gen yang
diekspresikan. Contohnya adalah pembentukan gen antibody yang sangat
banyak sebagai hasil penataan kembai DNA spesifik tapak yang terjadi
atas suatu perangkat urut-urutan precursor
Rekominasi Spesifik Tapak Mengatur
Ekspresi Gen
Rekombinasi
yang melibatkan dua tapak pada molekul DNA yang sama akan berakibat terlepasnya
segmen anatara atau terjadinya inverse segmen anaratersebut(Watson,1987). Sel
memamng kadang memnfaatkan inverse hasil rekombinasi tersebut dalam rangka
memilih anatar dua susunan DNA yangmemungkinkan dua protein atau perangkat
protein untuk diekspresikan. Mekanisme ini sering mengatur protein yang tampak
pada bagian luar akhluk hidup. Contohnya antara lain protein ekor dari Mu
(mtator)fag, yang diatur olehsegmen gin yang tidak dapat dibalik,serta antigen
flagel dari bakteri Salmonella.
Variasi
fase Salmonella merupakan akibat dari ekspresi dua protein flagel yaituH1 dan
H2, yang terjadi bergantian (Watson,1987). suatu sel mengekspresikansalah
satu protein flagel itu,tidak pernah kedua proten flagel itu
diekspresikansekaligus
Promotor
untuk gen H2 terletak pada suatu segmen DNA yang dapat
mengalami pembalikan di dekatnya, ukurannya kurang lebih 970 pasang
nukleotida, dan diikat oleh urutan berulang seukuran 14 pasang nukleotida dalam
arah berlawanan. Apabila segmen DNA yang mengandung promoter itu mengarah dalam
arah yang sama, maka letak promoter adalah di samping gen H2. Dalm kondisi semacam
ini gen H2 ditranskripsikan dan demikian pula suatu gen lain didekatnya yang
mengkode suatu protein repressor dari gen pengkode proten flagel H1 yang
letaknya jauh. Kerja gen H1 dihalangi sedangkan kerja gen H2 justru ditranskripsikan.
Jika segmen tadi mengalami pembalikan, maka gen H2 tidak ditranskripsikan
lagi dan gen untuk pengkode protein untuk repressor untuk gen H1 juga
tidak ditranskripsikan.
Rekombinasi Memperbaiki Molekul DNA
yang Rusak
Rekombinasi
berwala dari upaya penutupan suatu celah pada mlekulDNA. Dalam halini celah
diisi oleh DNA yang berasal dari salah satu untingpasangan homolog. Perbaikan
tetpa terjadi tidak bergantung pada apakah perantara itu dipotong untuk menukar
lengan samping ari kedua helix.sekalipunsuatu celah sederhana dapat diisi oleh
polymerase DNAsuatu persoalan yang lebihserius diperlihatkan oleh celah.
Rekombinasi
memperbaiki molekul DNA yang rusak
Sumber: http://wiki.cstl.semo.edu/agathman/DNA%20Repair.ashx
Rekombinasi Tidak Selalu Bersifat
Resiprok pada Tapak PindahSilang: Konversi Gen
Kajian-kajian
awal tentang pindah silang yang terjadi antara gen-gen yang berbeda menunjukkan
bahwa tampaknya peristiwa itu bersifat resiprok. Namundemikian kemudian
diketahui bahwa jika rekombinasi terjadi antara tapak-tapak berdekatan pada gen
yang sama, maka dapat ditemukan perkecualian. Perkembangan lebih lanjut
kemudian menunjukkan bahwa rekombinasi yang tidak resiprok seriirg
ditemukan. Rekombinasi tidak resiprok yang terjadi antaradua tapak berdekatan
dalam satu gen yang sama, dewasa ini lazim disebut sebagai konversi
gen atau gen conversion (Gardner, dkk., 1991). Dikatakan pula
bahwatampaknya konversi gen tersebut merupakan akibat pemotongan DNA dan
sintesis perbaikan DNA yang terjadi pada daerah heterodupleks selama
proses pemutusandan penyambungan. Fenomena konversi gen ini paling baik dikaji
misalnya pada khamir atau pada Neurospora. Dalam hal ini misalnva
dilakukan persilangan antara dua mutan khamir Saccharomyces cerevisiae (jarak
tapak kedua mutan itu sangat dekat dalam satugen yang sama). Lebih lanjut jika
askus-askus yang mengandung spora dianalisis,seringkali askus-askus tersebut
tidak mengandung rekornbinasi mutan ganda yangresiprok sebagaimana yang
diharapkan. Sebagai contoh dilakukan persilangan dengan penauda mutan m1
dan m2. Jika persilangan tersebut adalah m1m2+><m1+m2,
maka askus-askus yang sering kali dijumpai adalah yang mengandungpasangan
spora: m1+m2, m1+m2+, serta m1m2+.
Dalam halini spora-spora mutan ganda m1m2 yang merupakan
hasil rekombinasi resiprok tidak ada dalam askus. Oleh karena itu rasio m2+
: rn2= 3 : 1 dan.bukan 2 : 2 seperti yang diharapkan. Kenyataan
seperti tersebut merupakan akibatrekombinasi yang tidak resiprok.
Rekombinasi Illegitimate
Rekombinasi
illegitimate adalah rekombinasi yang terjadi antara molekul-molekui DNA yang
non homolog. Seperti halnya rekombinasi spesifik tapak, mekanisme rekombinasi
illegitimate juga tidak samadengan mekanisme rekonbinasi umum (lazim). Lebih
lanjut pada E. coli. Macam rekombinasi
itu juga tidak membutuhkan fungsi protein recA, recB, dan recC. Contoh
rekombinasi illegitimate antara lain yang berkenaandengan insersi elemen
transposabel (misalnya elemen Is) ke dalam sesuatu lokusgen (Strickberger,
1985). Pada peristiwa tersebut memang urut-urutan DNA lokustersebut tidak sama
dengan urut-urutan DNA elemen Is
Sebagaimana
diketahuiakibat rekombinasi illegitimate yang melibatkan insersi elemen
tersebut, fungsigen akan terganggu atau hilang. Sebagai contoh misalnya insersi
yang dilakukan oleh elemen Is ke dalam berbagai lokus (gen gal, E, K dan T)
pada genom E. coli, yang
terbukti menimbulkan mutasi-mutasi sehingga mengganggu metabolisme galaktose
Rekombinasi Independen terhadap
Replikasi DNA
Kajian
saat ini menunjukkan kejadian rekombinasi independen atau tidak terkait dengan
peristiwareplikasi DNA. Dalam hal ini bilamana dua genotip fag, rnisalnya a+
dan b+, dalam jumlah besar secara serempak menginfeksi suatu sel inang yang
tumbuhpada medium ringan, pengamatan terhadap genotif partikel fag-fag yang tidak bereplikasi
rnenunjukkan bahwa beberapa diantaranya bergenotip ++; danmemang inilah bukti
bahwa rekombinasi genotip-genotip induk dapat berlangsungsecara independen
terhadap replikasi DNA
BAB 11
TRANSFORMASI BAKTERI
Transformasi
adalah suatu proses transfer informasi genetik dengan bantuan potongan DNA
ekstraseluler. Fragmen DNA bakteri donor diambil kemudian di bawa ke bakteri
resipien. Jika bakteri donor dan resipien ini berbeda maka akan memunculkan
rekombinan genetik. Sel yang mengalami transformasi disebut transforman.
Transformasi alami dan transformasi
buatan
Pada
transformasi alami, bakteri memang memiliki kemampuan secara alami untuk
melakukan transformasi. Sedangkan transformasi buatan, bakteri sengaja dibuat
untuk bisa melakukan transformasi. Contoh bakteri yang mengalami transformasi
alami adalah B. subtilis, contoh
bakteri yang mengalami transformasi buatan adalah E. coli.
Tidak
semua bakteri dapat mengalami transformasi alami. Hanya bakteri yang memiliki
mekanisme enzimatik yang terlibat pada peristiwa pengambilan fragmen DNA maupun
pada proses rekombinasi. Juga tidak semua sel mampu mengambil fragmen DNA,
hanya sel-sel tertentu saja. Sel yang mampu mengambil fragmen DNA disebut sel
kompeten.
Proses transformasi
Proses
transformasi meliputi:
Tahap
1: molekul DNA unting ganda berikatan pada tapak reseptor yang terdapat di
permukaan sel. Perikatan ini bersifat reversibel
Tahap
2: pengambilan DNA donor yang bersifat irreversibel. Pada saat ini DNA donor
menjadi resisten terhadap enzim DNAse di dalam medium.
Tahap
3: konversi molekul DNA donor yang berupa unting ganda menjadi molekul unting
tunggal melalui degradasi nukleotida terhadap salah satu unting.
Tahap
4: integrasi (insersi kovalen) seluruh atau sebagian unting tunggal DNA donor
tersebut ke dalam kromosom resipien
Tahap
5: segregasi dan ekspresi fenotip gen donor yang telah terintegrasi.
Ketiga
tahap pertama tidak bersifat spesifik untuk DNA yang homolog. Sedangkan tahap
keempat bersifat spesifik untuk DNA yang homolog. Pada sebagian transformasi
yang telah diketahui, ukuran fragmen DNA donor adalah sekitar 20.000 pasang
nukleotida.
Pemetaan kromosom bakteri melalui
kejadian transformasi
Secara
operasional, transformasi dapat dimanfaatkan untuk mengungkap pautan gen,
urutan gen, serta jarak peta. Penanda genetik pada kromosom yang digunakan
selalu berdekatan. Jika penanda tersebut letaknya berjauhan, maka penanda itu
tidak akan pernah terbawa molekul DNA pentransformasi yang sama.
Urutan
gen pada kromosom bakteri dapat juga ditetapkan atas dasar data transformasi.
Sebagai contoh, jika gen p dan q sering mengalami kotransformasi, lalu gen q
dan o juga sering mengalami kotransformasi, tetapi gen o dan p jarang mengalami
kotransformasi, maka tentu saja urutan gen pada kromosom bakteri itu adalah
p-q-o.
BAB 12
TRANSDUKSI PADA BAKTERI
Transduksi
adalah rekombinasi genetik pada bakteri yang diperantarai oleh fag. Transduksi
terjadi setelah terlebih dahulu suatu partikel fag membawa sebuah kromosom dari
satu bakteri (donor) ke bakteri lain (resipien).
Fag virulen dan Virulen Sedang
Terdapat
dua macam fag yang terlibat pada proses transduksi. Fag yang pertama yaitu fag
virulen, dan yang kedua adalah fag virulen sedang. Fag virulen selalu
memperbanyak diri dan merobek sel inang setelah infeksi. Sedangkan fag virulen
sedang memiliki dua alternatif, bisa menjalani fase litik atau bisa menjalani
fase lisogenik. Selama fase litik, fag melakukan reproduksi dan memecahkan sel
inang. Sedangkan selama fase lisogenik, fag mengintegrasikan kromosomnya ke
kromosom sel inang dan memperbanyak diri. Kromosom fag yang terintegrasi ini
disebut profag. Terintegrasinya kromosom fag ke dalam kromosom inang terjadi
melalui mekanisme rekombinasi spesifik tapak.
Macam tranduksi
Terdapat
dua macam tranduksi yaitu tranduksi umum dan transduksi khusus atau transduksi
terbatas.
Transduksi umum
Pada
transduksi umum, potongan DNA dari bakteri donor akan dibawa ke bakteri
resepien. Pembawaan DNA tersebut berupa potongan-potongan acak. Proses
transduksi umum dapat teramati pada strain-strain E. coli yang diperantarai
oleh fag P1. Pertama, fag P1 menginfeksi sel donor E. coli. Kemudian, DNA sel
inang akan terpotong-potong selama fase litik. DNA yang terpotong-potong tadi
akan berintegrasi dengan DNA fag. Sehingga dihasilkan keturunan fag
pentransduksi. Lalu sel inang akan mengalami lisis dan fag akan keluar menuju
bakteri resipien yang bersifat auksotrofik. Fag tersebut akan menginfeksi sel
resipien dan melakukan pertukaran gen dengan cara pindah silang. Hingga
akhirnya terbentuk suatu transduktan stabil.
Setelah
fag pentransduksi menyuntikan fragmen DNA ke sel resipien, fragmen tersebut
dapat terintegrasi dengan kromosom sel resipien atau bisa tidak terintegrasi
dan bebas dalam sitoplasma. Fragmen yang tidak terintegrasi tidak akan
melakukan replikasi dan akan diwariskan hanya ke satu sel turunan selama tiap
pembelahan sel. Fragmen pentransduksi yang tidak terintegrasi ini disebut
transduktan abortif. Transduksi umum dapat digunakan untuk memetakan letak gen,
misalnya pada E. coli. Letak gen pada strain E. coli dapat ditentukan melalui
kotransduksi, yaitu dengan membuat penanda yang diseleksi dan yang tidak
diseleksi.
Transduksi khusus
Transduksi
khusus diperantarai oleh fag yang bersifat virulen sedang, semacam fag lambda.
Fag ini hanya mentransduksi fragmen tertentu dari kromosom bakteri. Kromosom
dari fag ini dapat melakukan replikasi secara otonom (tidak tergantung pada
replikasi inang) serta dapat pula melakukan replikasi dalam keadaan
terintegrasi dengan kromosom inang. Integrasi kromosom fag semacam lambda
diperantarai oleh suatu rekombinasi antara bentukan kromosom fag intraseluler
yang sirkuler di satu pihak dengan kromosom bakteri yang juga sirkuler.
Peristiwa ini terjadi pada tapak pelekatan spesifik di kedua kromosom terkait.
Di
saat fase profag, gen-gen litik pada kromosom virus mengalami represi.
Mekanisme represi itu berlangsung dalam suatu sistem
represor-represor-promotor, mirip dengan yang dijumpai pada operon bakteri. Suatu bakteri yang mengandung profag dinyatakan
bersifat lisogenik, dan hubungan antara profag-inang disebut lisogeni. Sebuah
sel yang lisogenik kebal terhadap infeksi kedua oleh fag yang sama. Hal itu
karena gen-gen litik fag yang sudah menginfeksi mengalami represi.
Fag
yang tergolong virulen sedang jarang mengalami transisi spontan dari lisogenik
menjadi lisis. Proses terbebasnya profag dari kromosom terjadi sangat teliti
dalam arti pemotongannya dalam ukuran yang tepat. Tapi tidak jarang juga
pemotongan terjadi pada tapak yang lain, bukan pada tapak awal. Kesalahan
pemotongan ini dapat disebabkan oleh terbentuknya partikel pentransduksi
khusus. Kesalahan itu dapat terjadi pada gen yang letaknya berdekatan.
Rekombinasi
pada transduksi umum dan transduksi khusus berbeda. Jika pada transduksi umum
rekombinasi mengganti suatu segmen kromosom resipien dengan suatu segmen
kromosom donor, pada transduksi khusus segmen DNA donor dan kromosom fag
ditambhakan kepada kromosom resipien sehingga menghasilkan suatu tranduktan
yang diploid parsial.
Pertanyaan
1. Apakah
rekombinasi selalu terjadi pada urut-urutan yang homolog?
Tidak, rekombinasi juga bisa
terjadi pada urut-urutan yang non-homolog. Macam rekombinasi itu seperti
rekombinasi spesifik tapak, rekombinasi yang tidak resiprok, dan rekombinasi
illegitimate.
2. Mengapa
tidak semua bakteri dapat melakukan transformasi alami?
Transformasi alami hanya dapat
dilakukan oleh bakteri yang memiliki mekanisme enzimatik yang terlibat pada peristiwa
pengambilan fragmen DNA maupun pada proses rekombinasi. Kemampuan mengambil
fragmen DNA dipengaruhi adalanya sel-sel kompeten.
3. Bagaimana
kelanjutan dari fragmen DNA hasil dari integrasi fag dengan bakteri donor?
Fragmen DNA dapat diintegrasikan atau
tidak diintegrasikan pada bakteri resipien. Jika fragmen tidak diintegrasikan,
maka fragmen tersebut tidak akan melakukan replikasi dan hanya diwariskan ke
satu sel turunan selama tiap pembelahan sel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar