Selasa, 21 Oktober 2014

media pembelajaran:foto

MEDIA PEMBELAJARAN : FOTO
A.    GAMBAR FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN
Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal dalam setiap kegiatan pengajaran. Hal itu disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya.
Gambar fotografi termasuk kepada gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: Pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan tercetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips dan transparencies.
Gambar fotografi bisa dipergunakan baik untuk tujuan pengajaran individual, kelompok kecil maupun untuk kelompok besar yang dibantu dengan proyektor opek atau opaque projector. Sedangkan guna memperoleh tampilan tiga dimensi sepasang film ukuran 16 mm ditempatkan pada stereographic viewer.
B.     Keuntungan dan kelemahan gambar fotografi
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari gambar fotografi dalam hubungannya dengan kegiatan pengajaran, antara lain:
1)      Mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar mengajar, karena praktis tanpa memerlukan perlengkapan yang rumit.
2)      Harganya relatif lebih murah daripada jenis media pengajaran lainnya, dan cara memperolehnya mudah sekali tanpa perlu mengeluarkan biaya. Dengan memanfaatkan kalender bekas, majalah, surat kabar dan bahan grafis lainnya.
3)      Gambar fotografi bisa dipergunakan dalam banyak hal, untuk berbagai jenjang pengajaran dan berbagai disiplin ilmu. Mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi, dari ilmu sosial sampai ilmu eksakta.
4)      Gambar fotografi dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih realistis. Menurut Edgar Dale, gambar fotografi dapat mengubah tahap pengajaran, dari lambang kata (verbal symbols) beralih kepada tahapan yang lebih kongkret yaitu lambang visual (visual symbols).



Sekalipun demikian setiap media pengajaran selalu mempunyai kelemahan tertentu, begitu juga halnya dengan gambar fotografi. Kelemahannya antara lain:
1.      Beberapa gambarnya sudah cukup memadai akan tetapi tidak cukup besar ukurannya bila dipergunakan untuk tujuan pengajaran kelompok besar, kecuali bila diproyeksikan melalui proyektor opek.
2.      Gambar fotografi adalah berdimensi dua, sehingga sukar untuk melukiskan bentuk sebenarnya yang berdimensi tiga. Kecuali bila dilengkapi dengan beberapa gambar untuk objek yang sama atau adegan yang diambil dilakukan dari berbagai sudut pemotretan yang berlainan.
3.      Gambar fotografi tidak memperlihatkan gcrak seperti halnya gambar hidup. Namun demikian, beberapa gambar fotografi sen yang disusun secara berurutan dapat memberikan kesan gerak dapat saja dicobakan, dengan maksud guna meningkatkan daya efektivitas proses belajar mengajar.

C. Karakteristik Komunikasi Dari Gambar Fotografi
Setiap guru hendaknya mengetahui media pembelajaran mana yang dapat mencapai hasil paling baik dalam situasi pengajaran yang diharapkannya. Untuk itu setiap guru harus mengenali secara tepat keuntungan serta kelemahan dari setiap media pembelajaran yang akan dipergunakannya. Demikian pula halnya dengan gambar fotografi ini memiliki beberapa karakteristik tertentu, antara lain:
1.      Gambar foto itu adalah dua dimensi. Semua jenis gambar datar itu ditinjau dari sudut matapelajaran dimana kedalaman perlu diperhatikan dan dipahami, maka gambar harus memiliki kualitas tiga dimensi yang memadai untuk tujuan pembelajaran. Untuk itu ahli fotografi mempunyai cara tertenu dalam menciptakan gambarnya dengan membuat garis perspektif, mengurangi jumlah latar belakang yang kontras sehingga memberikan dampak tiga dimensional.
2.      Gambar datar adalah medium yang “diam” oleh sebab itu dalam hal ini seringkali digunakan istilah gambar tetap atau gambar diam untuk menyatakan bahwa gambar itu tidak bergerak. Pemandangan, gunung-gunung, hutan atau pohon-pohonan, bangunan, objek, binatang atau manusia, dalam posisi diam merupakan subjek natural yang baik sekali untuk gambar datar.
3.      Gambar datar dapat memberi kesan gerak, misalnya gambar yang memperlihatkan adegan di jalan raya sangat efektif. Orang yang lalu lalang, kendaraan yang lewat, pohon-pohon yang bergoyang ditiup angin. Semua itu tidak sukar bagi para pengamat dalam menghayati gerak dari adegan yang diperlihatkan pada gambar tersebut.
4.      Gambar datar menekankan gagasan pokok, bahwa untuk menilai dan memilih gambar datar yang baik harus menampilkan satu gagasan utama. Dengan satu pusat perhatian maka seluruh adegan akan mendukung kepada pesan apa yang ingin disampaikan. Jadi, dengan adanya impresi atau tekanan pada satu gagasan pokok nilai gambar menjadi sangat berarti dalam pengajaran.
5.      Gambar datar memberi kesempatan untuk diamati rinciannya secara individual, misalnya hasil pemotretan jagat raya dengan benda-benda langitnya, memerlukan pengamatan rinci untuk diperoleh gambar yang baik.
6.      Gambar datar dapat melayani berbagai mata pelajaran, segala macam objek dapat dipotret dari yang kongkrit sampai kepada gagasan yang abstrak.

D.    Beberapa kriteria dalam memilih gambar fotografi
Ada beberapa kriteria dalam memilih gambar yang memenuhi persyaratan bagi tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru hendaknya menetapkan kegunaan gambar yang secar relatif memadai dan memilihkan yang terbaik untuk tujuan khusus pembelajaran. Dari sudut pandang ini ada dua macam pertimbangan, pertama dari sudut pendidikan dan kedua dari sudut seni.
Dalam memilih gambar fotografi ada lima kriteria untuk tujuan pengajaran, yaitu harus memadai untuk tujuan pengajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang cukup, validitas serta menarik.
Pertama gambar fotografi itu harus cukup memadai artinya pantas untuk tujuan pembelajaran yaitu harus menampilkan gagasan, bagian informasi atau satu konsep jelas yang mendukung tujuan serta kebutuhan pembelajaran. Di samping itu gambar fotografi hendaknya realistik dan hidup, pewarnaan yang bagus, dan harus cukup besar sehingga rinciannya bisa diamati untuk dipelajari. Karenanya, untuk memilih gambar fotografi perlu memperhitungkan kesesuaiannya dengan tingkat usia anak, diperhatikan unsur yang terdapat didalam gambar, apakah cocok bagi anak-anak usia muda. Demikian pula dengan gambarnya harus sederhana dan gagasannya tidak kompleks. Jadi banyak faktor perlu dipertimbangkan dalam membaca gambar itu, misalnya: kecerdasan, lingkungan, pengalaman sebelumnya dan daya imajinasi.
Kedua, gambar itu harus memenihi persyaratan artistik yang bermutu. Persyaratan yang diminta, misalnya gambar yang baik itu cukup melukiskan daerah pemukiman kumuh hendaknya menekankan kesan kotor, jorok, kerumunan kehidupan yang papa dengan lingkungan tidak sehat. Lain dari pada itu, gambar-gambar yang memenuhi persaratan mutu seni hendaknya juga memenuhi faktor-faktor :
1.      Komposisi yang baik, merupakan ciri fundamental efektifitas gambar yang baik atau pengorganisasian keseluruh unsur gambar yang baik. Artinya gambar itu mempunyai pusat perhatian yang jelas sehingga memberikan keseimbangan kepada gambar secara keseluruhan, kedudukan dan arah garis, pemakaian cahaya, bayangan serta pewarnaan, misi, pesan yang ingin dikomunikasikan bukan bersifat fisik. Keefektifan suatu gambar ditentukan oleh sejauh mana gagasan dikomunikasikan melalui gambar itu.
2.      Pewarnaan yang efektif, pemakain warna secara harmonis merupakan ciri kedua dari kualitas artistik suatu gambar. Gambar berwarna harus dipilih betul menurut kenyataan, dan alamiah misalnya merah, biru, hijau dan violet. Warna campuran hanya dipergunakan bila ingin menonjolkan makna tertentu terhadap gagasan yang ditampilkan kedepan. Para siswa usia muda kurang memperhatikan warna yang natural, alamiah atau sebenarnya. Hal itu patut diketahui benar oleh seorang guru. Misalnya mereka memberikan warna merah pada kereta api, pohon  ungu, bergantung pada spontanitas ekspresinya. Fungsi utama pada gambar, adalah kesan realismenya dan memikat perhatian.
3.      Teknik merupakan ciri yang ketiga dari gambar yang baik untuk tujuan pengajaran. Teknik pemotretan yang unggul bernilai lebih dari komposisi dan pewarnaan.
Ketiga gambar fotografi untuk tujuan pembelajaran harus cukup besar dan jelas. Gambar yang tajam dan kontras mempunyai kelebihan karena ketepatan dan rinciannya menggambarkan kenyataan secara lebih baik. Yang tidak kurang pentingnya adalah besarnya gambar. Sehingga tampak jelas keseluruh siswa. Bila ukuran gambar terlalu kecil maka akan sulit diamati, pemahaman dan daya tarik  terhadap gambar merosot dan perhatian siswa kepada gambar pun hilang.
Keempat, validitas gambar, yaitu kebenaran gambar. Gambar fotografi yang melukiskan suasana dramatis atau mencekam, adegan yang ideal, lebih pantas dipanjang dari pada digunakan sebagai media pembelajaran. Gambar yang representatif dari bidang studi tertentu yang menampilkan pesan yang benar menurut ilmu, merupakan gambar yang tepat untuk digunakan dalam pembealajaran. Misalnya, para petani di Negara Belanda bersepatu kayu, petani di Negara berkembang yang memperguanakan kerbau dan bajak di sawah, jalan lanyang dikota besar. Semua hal itu ditampilkan sebagaiman adanya tidak perlu didramatisasi.
Kelima, memikat perhatian anak. Memikat perhatian anak cendrung kepada hal yang diminatinya, yaitu terhadap benda yang akrab dengan kehidupan mereka, misalnya binatang, anak-anak, kereta api, perahu, kapal terbang, dan sebagainya. Jadi gambar yang nyata dan hidup itulah yang mempunyai pusat minat yang baik, dan hal-hal yang sangat akrab dengan kehidupan para siswa merupakan gambar yang memikat.

E.     Prinsip-prinsip pemakaian gambar fotografi
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mempergunakan gambar fotografi sebagai media visual pada setiap kegiatan pengajaran antara lain:
1.      Pergunakanlah gambar untuk tujuan pelajaran yang pesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok pembelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok terpenting dalam pelajaran.
Contohnya bila tujuan yang ingin dicapai adalah kemampuan siswa memperbandingkan kondisi kehidupan wilayah utara belahan bumi, ditengah-tengah atau daerah khatulistiwa dan wilayah selatan belahan bumi, maka pengelompokokan gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang jelas.
2.      Padukan gambar pada pelajaran, sebab keefektifan pemakaian gambar fotografi didalam proses belajar-mengajar memerlukan keterpaduan. Bila gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar dipapan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan impresi sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang riil sangat bermanfaat untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal yang sama di kemudian hari.
3.      Pergunakanlah gambar sewajarnya saja. Hematlah penggunaan gambar yang mengandung makna, jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik dari pada banyak tapi tidak bermakna. Jadi yang terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasasan utama. Ketika gagasan utama dibentuk dengan baik ilustrasi tambahan bisa saja berguna untuk memperbesar konsep permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok, artinya menyampaikan sesuatu yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu tampilkan gambar lain yang menyertainya secara berturut dan lengkap.
4.      Kurangilah penambahan kata pada gambar, karena gambar-gambar itu justru sangat penting dalam mengembangkan kata atau cerita dalam penyajian gagasan baru.
5.      Mendorong pernyataan yang kreatif. Melalui gambar, siswa akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.
6.      Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar-gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi hasil belajar siswa. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensif serta menyeluruh.

F.     Aplikasi
Beberapa Aplikasi media foto dalam proses pembelajaran :
1.      Penggunaan media foto dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Media foto dalam konteks pembelajaran sangat efektif sebagai media visual untuk merangsang kreatifitas imajinasi siswa. Disamping itu penggunaan media pembelajaran yang tepat oleh guru akan meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. Salah satunya dapat digunakan untuk merangsang daya imajinasi siswa dalam merangkai kata-kata pada penulisan cerita pendek. Dalam pengaplikasianya siswa diberikan serangkaian foto peristiwa, kemudian guru memberikan penjelasan bahwa serangkaian foto peristiwa tersebut adalah alur cerita dalam membuat cerit pendek tersebut.
2.      Penggunaan media photo story dalam pembelajaran.
Photo story adalah bentuk penyajian gambar foto yang diambil berdasarkan topik atau peristiwa yang dibutuhkan sehingga susunan dan setiap gambar foto tersebut mampu ” bercerita” tentang maksud dari gambar tersebut.
Pengaplikasian dari photo story sebagai media pembelajaran :
a.       Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu membacakan teks-teks atau pesan yang terdapat dalam media photo story secara keseluruhan.
b.      Melalui bimbingan guru siswa membaca teks-teks yang terdapat dalam media photo story.
c.       Guru menerangkan materi pelajaran dengan mengupas satu demi satu materi tang dikemas dalam media dan siswa mengamati foto yang terdapat didalamnya.
d.      Guru memilih siswa untuk mempraktekkan apa yang terdapat dalam media photo story.
e.       Siswa mempraktekkan gerakan-gerakan yang terdapat dalam media photo story sambil menggingat isi materi yang disampaikan.
f.       Guru bersama siswa menyimpulkan materi pengajaran yang terdapat dalam media photo story.
g.      Guru mengadakan evaluasi sesuai dengan materi yang disampaikan.



DAFTAR RUJUKAN

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar