Kamis, 09 Oktober 2014

resume bab 7, 8, dan 9 genetika 2

BAB 7
REKOMBINASI: PENGERTIAN, HUBUNGAN DENGAN MUTASI, PERAN TERHADAP PROSES EVOLUSI SERTA KEJADIANNYA

Pengertian Rekombinasi
Rekombinasi merupakan suatu peristiwa yang dapat menjelaskan bagaimana suatu makhluk hidup terbentuk. Dugaan tentang rekombinasi sudah diajukan sejak 1911, tetapi hukti fisik pertama tentang rekombinasi baru ditemukan pada 1931. Sudah ada pendapat yang menyatakan bahwa rekombinasi merupakan proses seluler esensial; dan dinyatakan pula bahwa semua molekul DNA merupakan DNA rekombinan.

Peran rekombinasi terhadap proses evolusi
Antara rekombinasi dan mutasi tidak ada hubungan, sekalipun sama-sama menimbulkan perubahan materi genetik. Di dalam proses evolusi, rekombinasi merupakan salah satu cumber variasi genetik. Peran rekombinasi yang lain adalah memungkinkan sel memperbaiki urut-urutan nukleotida yang hilang misélnya akibat radiasi atau senyawa kimia. Rekombinasi tertentu juga ikut mengatur ekspresi gen. Salah satu model kejadian rekombinasi yang umum dikenal adalah model Holliday, yang berlaku bagi makhluk hidup prokariotik, eukariotik bahkan fag.

Pembentukan Struktur Holliday pada makhluk hidup eukariotik
Model holliday mempertimbangkan kejadian terputusnya satu unting yang berlanjut dengan berlangsungnya pertukaran resiprok unting-unting tunggal yang mengakibatkan terbentuknya DNA heteroduplex yang simetris pada kedua pihak yang terlibat pada proses pertukaran. Pada model Meselson-Radding, rekombinasi diawali hanya oleh satu pemutusan unting pada salah satu pihak dalam suatu pertukaran. Sintesis DNA dalam rangka perbaikan itu mengganti suatu unting tunggal yang menginvasi helix yang lain. Sintesis perbaikan bersama pada helix donor serta degradasi unting DNA pada helix resipien menyebabkan terbentuknya suatu struktur Holliday.
BAB 8
REKOMBINASI PADA MAKHLUK HIDUP EUKARIOTIK
Pindah silang pada meiosis makhluk hidup eukariotik
Peristiwa pindah silang sudah jelas diketahui terjadi selama sinapsis dari kromosom-kromosom homolog pada zygoten dan pachiten dari profane I meiosis (Gardner, dkk., 1984). Gardner dkk. (1984) menyatakan pula bahwa karena replikasi kromosom berlangsung selama interfase,maka peristiwa pindah silang itu terjadi pada tahap tetrad pasca replikasi pada saat tiap kromosom telah mengganda, sehingga telah terbentuk empat kromatid untuk tiap pasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang terjadi antara keempat kromatid itu, tetapi yang terjadi antara dua kromosom sesaudara (dari satu kromosom) jarang dapat dideteksi.
Beberapa fungsi rekombinasi genetik adalah memelihara perbedaan genetik, sistem perbaikan DNA khusus, regulasi ekspresi gen tertentu, dan penyusunan kembali genetik yang diprogram selama perkembangan. Secara garis besar ada tiga tipe rekombinasi genetik yang sudah banyak diketahui, yaitu (1) rekombinasi homolog/ umum, (2) rekombinasi khusus (site-specific rekombination), dan (3) rekombinasi transposisi/ replikatif pada makhluk hidup.

Pemetaan kromosom
Pertukaran bagian-bagian antara kromosom-kromosom homolog, memang menyebabkan perubahan posisi faktor (gen) tertentu dari suatu kromosom ke pasangan homolognya. Keadaan semacam ini berakibat munculnya tipr turunan yang bukan tipe parental. Tipe turunan yang bukan seperti tipe parental ini disebut tipe reombinan.

Interferensi Genetik
Interferensi menunjuk kepada adanya pengaruh dari satu peristiwa rekombinasi atas peristiwa rekombinasi lainnya. Ayala menyatakan bahwa apabila letak faktor-faktor (gen) tidak terlalu jauh maka frekuensi rekombinan dapat dipandang sebagai suatu perkiraan probabilitas bahwa suatu peristiwa rekombinasi akan terjadi antara faktor-faktor itu. Nilai interferensi dapat dihitung dengan rumus I = 1-c. Besaran c disebut koefisien koinsiden yang merupakan hasil bagi antara frekuensi peristiwa rekombinasi ganda yang terjadi dan yang diharapkan. Rentang nilai interferensi antara 0-1. Besarnya nilai interferensi bergantung pada jarak antara faktor yang satu dengan yang lain. Semakin dekat jaraknya, maka nilai interferensi akan semakin positif.

Pemetaan Gen pada Neurospora crassa, Khamir, dan Clamydomonas reinhardi
Ketiga organisme tersebut memiliki fase hidup haploid disamping fase hidup diploid. Dalam pemetaan gen, cara yang digunakan untuk makhluk hidup diploid juga bisa diterapkan pada ketiga organisme diatas. Bahkan pelaksanaan pemetaannya lebih sederhana. Secara teknis, spora N. crassa dan khaamir dapat diinduksi untuk tumbuh, sehingga individu haploid yang dihasilkan itu dapat dianalisis. Demikian pula produk meiosis, yang berkemampuan bergerak leluasa dalam air, dapat dianalisis secara langsung.

Rekombinasi Somatik
Terdapat lima kelas antibodi pada mamalia yaitu IgA, IgD, IgE, IgG, dan IgM. Setiap kelas antibodi ini memiliki rantai L dan rantai H. Diperkirakan bahwa satu individu menghasilkan 106-108 antibodi yang berbeda. Jika setiap antibodi memiliki satu macam rantai L dan satu macam rantai H, maka antibodi sejumlah itu tadi paling tidak membutuhkan 103-104 rantai L yang berlainan maupun 103-104 rantai H yang berlainan. Terjadi persoalan bahwa genom manusia hanya memiliki sekitar 105 gen. Lalu bagaimana keanekaragaman tersebut bisa terjadi. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata keanekaragaman tersebut terjadi akibat adanya rekombinasi genetik. Pada rekombinasi genetik terjadi penataan kembali molekul DNA yang meliputi penyambungan berbagai segmen gen membentuk suatu gen yang kemudian ditranskripsikan menghasilkan rantai Ig. Proses tersebut sudah berlangsung sejak perkembangan sel B.
Rekombinasi Somatik Gen Pengkode rantai L (daerah V)
Terdapat tiga segmen gen pada DNA garis benih mencit pengkode polipeptida K rantai L. Ketiga segmen itu adalah segmen L-Vk, segmen Ck, dan segmen Jk. Pada mencit telah ditemukan sekitar 350 segmen gen Ck. Oleh karena itu jumlah daerah variabel rantai K yang mungkin dibentuk melalui mekanisme rekombinasi somatik adalah sebanyak 350X4 = 1400.
Terdapat suatu enzim yang mengkatalisis peristiwa rekombinasi. Selama proses ini, sejumlah kecil pasangan nukleotida dari Vk maupun dari Jk yang berada pada daerah sambungan Vk-Jk hilang dari molekul DNA, dan akibatnya adalah terbentuknya keragaman polipeptida k rantai L terjadi karena (1) berubah-ubanya urutan dari banyak segmen gen Vk, (2) berubah-ubahnya urut-urutan dari keempat segmen gen Jk, serta (3) berubah-ubahnya jumlah pasangan nukleotida yang hilang atau terlepas pada daerah sambungan Vk-Jk.

Rekombinasi Somatik Gen Pengkode Polipeptida Rantai H (daerah V)
Gen-gen pengkode rantai H pada mencit dibentuk dari segmen Vh, Jh, dan Ch. Hanya saja keragaman tambahan pada rantai H disebabkan oleh suatu segmen gen lain yang disebut D. Segmen ini terletak antara Vh dan Jh. Seperti pada rantai L, bertambahnya keragaman polipeptida antibodi juga terjadi karena penggabungan yang tidak tepat dari segmen-segmen gen yang bertanggungjawab terhadap daerah variabel dari rantai H.

Rekombinasi Mitosis
Bukti bahwa terdapat rekombinasi mitosis pertama dikemukakan oleh C stern pada tahun 1936. Dia menyilangkan Drosophila strain y dengan strain sn. Pindah silang pada mitosis terjadi pada suatu tahap yang serupa atau mirip dengan tahap tetrad meiosis. Kejadian itu sangat jarang terjadi. Pada Aspergillus juga ditemukan fenomena yang sama. Selama tahap diploid, kadang pindah silang terjadi antara gen-gen yang terpaut, sehingga menghasilkan sel-sel rekombinan.

Rekombinasi Pada Organel
Rekombinasi tidak terjadi hanya dalam kromosom inti, tetapi juga terjadi pada gen-gen sitoplasmik yang ada dalam organel semacam mitokondria dan sebagainya. Temuan tentang hal itu dikemukakan oleh Sager dan Ramanis yang menunjukkan adanya rekombinasi antara gen-gen sitoplasmik pada Clamydomonas. Dalam hal ini, dilakukan persilangan antara strain yang peka terhadap antibiotik dengan strain yang resisten.



BAB 9
ENZIM-ENZIM PADA PROSES REKOMBINASI

Terdapat beberapa mutan yang tidak bisa melakukan rekombinasi. Ketidakmampuan mutan tersebut melakukan rekombinasi bersangkut paut dengan tiga gen yaitu recA, recB, dan recC.
Enzim-enzim yang Dikode Gen recA, recB, dan recC.
Protein recA merupakan suatu enzim yang berperan pada rekombinasi. Protein recA juga mengkatalisis suatu transfer unting berikutnya sehingga terbentuklah suatu jembatan silang (struktur holliday) yang selanjutnya diikuti migrasi jembatan silang tadi. Berkenaan dengan enzim recB dan recC, ada sumber yang menyatakan jika kedua enzim ini tidak ada, maka hasil rekombinasi akan berkurang hingga ratusan kali lebih sedikit. Kombinasi kedua enzim ini memunculkan DNA unting tunggal yang mempunyai suatu ujung bebas, dan kondisi inilah yang mendorong enzim recA mulai melaksanakan reaksi perpasangan.
Disamping recA, recB, dan recC, ada juga beberapa gen yang berperan dalam rekombinasi. Misalnya saja enzim nuklease maupun beberapa protein yang diperlukan dalam sintesis DNA. Enzim nuklease memotong sambungan holliday sehingga memisahkan molekul DNA rekombinan. Demikian pula enzim polimerase DNA yang mengisi bagian yang hilang akibat DNA rekombinan terpotong dan DNA ligase yang menutup celah yang tertinggal setelah enzim polimerase DNA bekerja.

Enzim pada Insersi lambda ke dalam genom E.coli yang terjadi melalui Rekombinasi
Pada saat insersi DNA fag ke dalam E.coli, fag mengkode enzim integrase. Insersi tersebut terjadi melalui rekombinasi pada tapak-tapak spesifik di kedua genom DNA. Dan hasil insersi melalui rekombinasi itu adalah terbentuknya satu molekul sirkuler baru yang lebih besar. Selain enzim integrase, fag juga membutuhkan protein IHF serta ion-ion magnesium.
Enzim integrase dapat berperan sebagai suatu enzim topoisomerase. Dalam hal ini enzim integrase membuat suatu pemutusan dalam posisi menyamping, jarak kedua tempat yang terpotong adalah sejauh 7 nukleotida. Pemutusan unting DNA itu terjadi pada tapak attP maupun tapak attB.



Pertanyaan:
1.      Bagaimana rekombinasi genetik dapat menyebabkan keragaman pada antibodi?
Jawab: Pada rekombinasi genetik terjadi penataan kembali molekul DNA yang meliputi penyambungan berbagai segmen gen membentuk suatu gen yang kemudian ditranskripsikan menghasilkan rantai Ig. Proses tersebut sudah berlangsung sejak perkembangan sel B.
2.      Bagaimana terbentuknya struktur Holliday?

Jawab: Model holliday mempertimbangkan kejadian terputusnya satu unting yang berlanjut dengan berlangsungnya pertukaran resiprok unting-unting tunggal yang mengakibatkan terbentuknya DNA heteroduplex yang simetris pada kedua pihak yang terlibat pada proses pertukaran. Terjadi proses sintesis DNA untuk memperbaiki unting yang terputus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar